Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putra Jurnalis TV Meninggal Dunia Terindikasi Covid-19, Mengeluh Tangan Kesemutan Lalu Mati Rasa

Putra jurnalis televisi meninggal dunia setelah dirawat di ruang isolasi 4 hari karena terindikasi Covid-19.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Putra Jurnalis TV Meninggal Dunia Terindikasi Covid-19, Mengeluh Tangan Kesemutan Lalu Mati Rasa
Facebook
Putra jurnalis televisi, Fabyan Devara, meninggal dunia setelah dirawat di ruang isolasi selama 4 hari karena terindikasi Covid-19. 

Dokter juga memastikan hal ini bukan disebabkan karena mengonsumsi narkoba karena efek narkoba akan hilang dalam satu hingga dua hari.

Baca: Kemensos Siapkan Relawan Untuk Dampingi Tenaga Medis dan Keluarga Penderita Covid-19

"Sementara Byan sudah tidur terus hampir sepekan ketika itu," terang sang ayah.

Ia kemudian menanyakan apakah ada kemungkinan terpapar virus.

Namun dokter juga membantahnya.

Menurut dokter, penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri di otak akan menyebabkan kelumpuhan kedua sisi tubuh, sementara Fabyan hanya mengalaminya pada anggota tubuh sebelah kanan.

Keluarga Fabyan pun sempat bolak-balik ke rumah sakit untuk melakukan cek darah dan CT Scan.

Saat itu, Fabyan mulai menggunakan kursi roda karena sudah tidak dapat mengontrol kantuknya.

Berita Rekomendasi

Dalam keadaan sakit, sang ayah mengungkapkan, ia dan keluarga sempat merayakan ulang tahun Fabyan yang  ke-16 pada 13 April 2020 lalu.

"Saat itu dia tampak bahagia, dikunjungi beberapa teman dan keluarga kami di rumah," ungkap sang ayah.

"Namun, kondisinya sudah tak sanggup berdiri. MasyaAllah, dalam keadaan sakit Fabyan sebelumnya masih menjadi imam salat berjamaah kami sampai kakinya tak kuasa lagi berdiri," sambungnya.

Setelah perayaan ulang tahun tersebut, sang ayah mengatakan, Fabyan muntah-muntah.

Keluarga pun khawatir karena Fabyan selalu memuntahkan setiap makanan yang ia makan.

"Akhirnya kami larikan ke IGD RS terdekat di Pondok Labu Jaksel."

"Dokter tak mau merawat inap, meminta kami kembali lagi besoknya untuk periksa ke poli saraf," kisahnya.

Kemudian, hasil tes darah normal dan CT Scan pun tidak memperlihatkan adanya permasalahan di otaknya.

Akhirnya, dokter saraf RS itu merujuk Fabyan ke RS PON.

Dokter di RS PON mendiagnosa Fabyan mengalami stroke.

"Kasus langka, tapi katanya memang pernah ada kejadian pada remaja. Namun dokter juga belum menemukan penyebabnya, karena hasil cek lab ulang terlihat normal, begitupun CT Scan," ungkapnya.

Hingga 5 hari dirawat di RS PON, kondisi Fabyan semakin memburuk.

Bahkan, dia sama sekali sudah tidak bangun dari tidurnya dan tidak bisa lagi merespons maupun berkomunikasi.

Hingga akhirnya Fabyan menjalani tes thorax karena saat itu ia mulai batuk-batuk, suhu tubuh tinggi, dan kejang-kejang.

"Hasil tes thorax, Fabyan terindikasi terpapar (Covid-19)," kata ayah Fabyan.

"Dia harus pindah ke ruang isolasi di lantai khusus pasien Covid dan diambil sampel tes swab keesokan paginya."

"Dengan berat hati, saya harus menandatangani protokol Covid, diantaranya biaya perawatan diambil alih pemerintah dan jika dia meninggal dunia harus menjalani proses pemulasaran jenasah hingga pemakaman sesuai protokol covid. Saya tidak punya pilihan lain," sambungnya.

Setelah itu, pada hari ke-4 di ruang isolasi, Fabyan mengembuskan napas terakhirnya tepat pada hari pertama Ramadan 1441Hijriah, Jumat (24/4/2020).

Sang ayah mengatakan, secara medis Fabyan dinyatakan meninggal pukul 04.40 WIB, saat azan Subuh berkumandang.

Meskipun hasil swab belum keluar, menurut sang ayah, dokter meyakini Fabyan meninggal dunia akibat Covid-19.

"Alhamdulillah, meski harus menjalani protokol Covid, saya masih bisa mengumandangkan azan di telinga kanan anak sholeh itu sebelum dibawa ke kamar jenazah," kata sang ayah.

"Keluarga kami juga masih diberi kemudahan oleh Allah untuk mensalatkan Fabyan sebelum dibawa ambulans ke pemakaman."

"Tidak sedikit keluarga dekat masih berkesempatan mengantar Fabyan hingga pemakamannya di TPU Pondok Rangon," sambungnya.

Menurut sang ayah, Fabyan merupakan anak yang sehat, enerjik, santun, dan rajin beribadah.

"Putra kami Fabyan Devara insyaallah remaja yang sehat, enerjik, santun, cerdas, rutin tahajud, duha, dan salat berjamaah di masjid sebelum masjid-masjid ditutup akibat pandemi," tuturnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas