Cara Unik Jalani Isolasi Mandiri di Kampung Halaman: Buat Gubuk di Hutan Hingga Kemah di Tepi Sungai
Sejumlah masyarakat di beberapa daerah di Indonesia menjalani isolasi mandiri dengan cara yang unik untuk menghidari penyebaran virus corona
Penulis: Adi Suhendi
Karenanya ia berharap bisa menjalani masa karantina di dalam hutan dengan baik selama 14 hari.
Jalani Isolasi di tengah sawah
Hampir mirip dengan nasib satu keluarga Polewali Mandar, satu keluarga di Mamasa, Sulawesi Barat, menjalani isolasi mandiri di tengah sawah karena ada penolakan dari warga lingkungan rumahnya.
Sebelumnya keluarga ini tinggal di Kota Makassar, dan memilih untuk pulang ke kampung halamannya, karena sudah tidak memiliki tempat tinggal dan penghasilan.
Paulus Genggong, beserta istri dan dua buah hatinya, harus rela tinggal di sebuah gubuk kecil di tengah area persawahan, Desa Satanetean, Mamasa, Sulawesi Barat.
Paulus dan keluarga kecilnya terpaksa menjalani karantina mandiri di gubuk karena mendapatkan penolakan warga.
Sebelumnya Paulus bekerja sebagai pedagang keliling di Makassar, dan istrinya bekerja di salah satu rumah makan.
Namun, karena pandemi Covid-19, mereka tak lagi memilik penghasilan.
Ia dan keluarga pun memutuskan untuk pulang ke rumah kerabat istrinya di Desa Osango dan berencana melakukan karantian mandiri.
Namun, mereka mendapatkan penolakan dari warga.
Baca: Airlangga: PSBB Cara Tepat Memutus Mata Rantai Penularan Virus Corona
Paulus pun menghubungi keluarganya di Desa Satanetean, namun keberadaan mereka lagi-lagi ditolak warga.
Warga khawatir keluarga ini telah terpapar virus Corona, mengingat mereka datang dari zona merah Covid-19.
Kepala Desa Satanetean sempat mengarahkan keluarga ini mengisolasi diri di bangunan kosong di tengah desa, namun warga keberatan.
Tidak ada pilihan lain, Paulus sekeluarga pun menyetujui opsi untuk tinggal di gubuk kecil.
Kini Paulus dan keluarga harus bersabar menjalani karantina di gubuk selama 14 hari, sejak menjalani karantina mandiri di tempat ini, keluarga Paulus Genggong kerap mendapat bantuan bahan makanan dari keluarga dekat maupun sejumlah donatur.
Termasuk bantuan paket bahan pokok dari jajaran Mapolsek Mamasa.
Isolasi diri di hutan bakau
Muhammad Lala, warga Kelurahan Salekoe, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sulawesi Selatan melakukan isolasi mandiri di pinggir pantai kawasan hutan bakau.
Isolasi mandiri dilakukan Lala, karena dirinya baru saja kembali dari Kota Makassar, yang merupakan zona merah Covid-19 di Sulawesi Selatan.
Lala menghindari bersentuhan dengan keluarga, untuk memutus rantai penyebaran virus Corona, meski dirinya belum dinyatakan positif Covid-19 oleh tim medis.
Keluarga dan pemerintah setepat mengapresiasi niat Muhammad Lala.
Situasi lala dipantau oleh Bhabinkamtimas dan Babinsa.
Lala juga secara rutin dibawakan bahan makanan, mengingat lokasi isolasi cukup jauh dari permukiman warga.
Saat awal mendirikan tenda di kawasaan hutan bakau, lala sempat mengundang kecurigaan warga.
Mengetahui niat Lala, warga akhirnya memaklumi.
Agar terhindar dari gigitan serangga, Muhammad Lala mendirikan tenda.
Ia juga menyalakan api untuk masak, dan juga menghangatkan diri.
Dirikan tenda di tepi sungai
Seorang pemudik asal Klaten bernama Abdullah Almabrur Al Ridwan melakukan isolasi mandiri dengan mendirikan tenda di tepi sungai jauh dari permukiman warga untuk isolasi mandiri Covid-19.
Abdullah Almabrur Al Ridwan (42) yang merantau di Kepulauan Riau sengaja memilih melakukan isolasi mandiri dengan mendirikan tenda di pinggir Sungai Kecu agar tidak membawa penyakit ke keluarganya.
Abdullah melakukan isolasi mandiri mirip dengan berkemah di pegunungan selama 2 minggu.
"Saya tidak ingin keluarga saya sakit karena kedatangan saya, maka dari itu saya putuskan untuk mengisolasi diri disini," ungkap Abdullah, kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
Abdullah mengatakan dirinya tiba di tempat tinggal mertuanya itu pada Rabu (15/4/2020) lalu
"Pukul 11.00 WIB saya tiba di bandara, pukul 18.00 WIB saya baru tiba di sini," ujar Abdullah.
Sebelum sampai di kampung mertuannya, Abdullah dengan kesadaran sendiri tanpa ada perintah langsung memeriksakan diri ke pukesmas untuk mengecek kondisi saat itu.
"Sebelum saya ke sini, pukul 07.30 saya cek kesehatan dulu ke Pukesmas di Penggung," tutur Abdullah.
Setelah dia dapatkan surat keterangan sehat, surat tersebut langsung diberikan ke ketua RT.
"Setelah dapat surat itu, saya langsung ke kemah isolasi, di bantaran Sungai Kecu yang dibuatkan adik," kata dia.
Baca: Sempat Menyapu Halaman Indekos Jelang Sahur, Pria Asal Lamongan Ditemukan Tewas di Tempat Tidur
Selama beberapa hari ini Abdullah mengaku sangat menikmati dengan isolasi yang dia lakukan sampai saat ini.
"Di sini saya bisa melakukan kegiatan seperti membersihkan bantaran sungai, sampai membuat tangga menuju ke Sungai Kecu," kata dia.
Abdullah sempat menceritakan saat dirinya dijenguk istri dan anaknnya di kemah tersebut.
Termasuk saat diantarkan makan dan minum setiap harinya.
"Sempat istri dan anak saya kesini, saya berusaha jaga jarak agar istri dan anak saya tidak kenapa-napa, tapi anak saya selalu mendekat ingin memeluk saya," kata Abdullah.
Abdullah mulai melakukan isolasi mandiri dengan berkemah terhitung mulai Kamis (16/4/2020) lalu. (tribunnews.com/ tribunsolo.com/ kompas.com/ tribunjogja)