TRIBUNNEWS.COM - Provinsi Jawa Timur kembali menjadi wilayah dengan laporan kasus baru tertinggi pada Sabtu (30/5/2020).

Jawa Timur melaporkan 199 kasus positif baru dan menjadi wilayah dengan laporan tertinggi disusul DKI Jakarta yang melaporkan 101 kasus baru.

Pada Jumat (29/5/2020), laporan kasus Covid-19 di Jawa Timur sempat turun dengan laporan 101 kasus, lebih sedikit dibanding hari Kamis (28/5/2020) yang dilaporkan 171 kasus baru.

Dengan tambahan 199 kasus baru di hari ini, kini kasus Covid-19 di Jawa Timur berjumlah 4.613 kasus dengan rincian 589 kasus sembuh dan 372 kasus kematian.

Wilayah Surabaya Raya yakni, Surabaya, Sidoarjo dan Gresik menjadi wilayah dengan kasus covid-19 terbanyak di Jawa Timur.

Baca: UPDATE Corona di Indonesia 30 Mei 2020: Kasus Baru Terbanyak Kembali Ada di Jawa Timur

Baca: Nenek Berusia 100 Tahun Asal Surabaya Buktikan Bisa Sembuh dari Covid-19, Apa Rahasianya?

Berdasar data Covid-19 milik Pemprov Jawa Timur, Kota Surabaya tercatat ada sebanyak 2495 kasus positif, sedangkan Sidoarjo 632 kasus positif dan Gresik 163 kasus positif.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengatakan, penanganan virus corona di Surabaya perlu dilakukan dengan hati-hati.

"Ini tidak main-main, kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan," kata Joni, Rabu (27/5/2020), seperti dikutip dari Surya.co.id.

Saat ini, pihaknya masih fokus untuk menurunkan rate of transmission (tingkat penularan) Covid-19 utamanya di Surabaya yang saat ini nilainya masih 1,6.

"Artinya ketika ada 10 orang (positif Covid-19) dalam satu minggu jadi 16 orang," terang Joni yang juga menjabat Dirut RSUD dr Soetomo ini.

Tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur juga membuat Presiden Jokowi juga menaruh perhatian tersendiri.

Presiden Jokowi dalam rapat tengah pekan lalu telah memerintahkan kepada Gugus Tugas serta Kementerian untuk memberikan dukungan pada provinsi yang memiliki kasus baru yang cukup tinggi seperti di Jawa Timur.

Dukungan tersebut berkaitan dengan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit rujukan serta rumah sakit darurat untuk penanganan pasien corona.

Baca: Ali Ngabalin Ungkap Alasan Jokowi di Balik Penerapan New Normal: Rakyat Tak Boleh Lapar

Baca: Pembukaan Sekolah saat New Normal Jadi Sorotan, Pihak Istana: Jokowi Menomorsatukan Keselamatan

Bantuan Mobil PCR 

BNPB juga telah mengirimkan dua mobil PCR untuk memeriksa sampel virus corona dari masyarakat.

Namun demikian, datangnya dua mobil PCR tersebut justru membuat keributan antara Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) dan juga Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Wali Kota Surabaya Tri Rismahari ini merasa dua mobil PCR yang dikirim tersebut ditujukan untuk Kota Surabaya.

Tri Risma marah dan menjadi perbincangan publik atas kasus mobil PCR tersebut.

Hal itu lantas ditanggapi oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Jawa Timur Suban Wahyudiono.

Suban menyebut, dua mobil tersebut ditujukan untuk Provinsi Jawa Timur, sehingga tidak hanya tertuju khusus untuk Kota Surabaya saja.

“Terkait dengan bantuan mobil Lab PCR itu adalah bantuan BNPB yang ditujukan untuk Provinsi Jawa Timur," kata Suban dalam konferensi pers Jumat (29/5/2020) malam, seperti dikutip dari Surya.co.id.

Baca: Kisruh Mobil PCR di Jatim: Jawaban Pemprov hingga Alasan Dikirim ke Tulungagung & Lamongan

Atas permasalahan tersebut akhirnya diputuskan untuk kembali memeriksa sampel di Kota Surabaya.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuadi, mengatakan pihaknya akan segera menjadwalkan dua mobil PCR siaga di Surabaya.

"Besok (Sabtu) Insya Allah kami jadwalkan. Sekarang satu mobil masih di Lamongan karena di sana masih banyak pasien. Semoga besok (Sabtu) bisa terlaksana," ujar dr Joni, Jumat malam, dikutip dari Kompas.com.

Mobil tersebut nantinya akan diletakkan di lokasi yang dipilih, yakni RSUD dr Soewandhie, RS Husada Utama, dan Kampung Tangguh di Kecamatan Rungkut.

Lebih lanjut, dr Joni menyebutkan kekisruhan dan saling klaim mobil PCR bantuan BNPB karena adanya miskomunikasi.

"Kemarin sore sebelum mobil diberangkatkan ke Lamongan dan Tulungagung, tim sudah menganalisa tentang kebutuhan PCR. Ada juga dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, namun yang bersangkutan tidak menyampaikan permintaan swab di Surabaya," jelas dia.

Rincian Kasus Covid di Jatim 30 Mei 2020

(Tribunnews.com/Tio/Pravitri, Kompas.com)