Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tokoh Agama dan Generasi Muda Lintas Agama Harus Bergotong Royong Hadapi Pandemi Covid-19
Protokol kesehatan harus diterapkan agar tidak terjadi penularan di dalam rumah ibadah.
Editor: Hasanudin Aco
Jika masyarakat tidak sabar dalam menghadapi Covid-19, maka bangsa Indonesia tidak akan mendapatkan kemenangan.
"Kita harus bersatu, solidaritas antar sesama anak bangsa harus kita bangun untuk dapat melewati tantangan Covid-19," ujar Yusnar.
Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, menyampaikan mengenai Hari Lahir Pancasila perlu melakukan sikap kebersamaan di antara umat beragama agar dapat sinergis secara harmoni dengan pemerintah.
"Presiden Joko Widodo telah menyampaikan amanat yang berharga dan bisa dilakukan oleh umat Buddha dan seluruh bangsa Indonesia yaitu selalu disiplin untuk mematuhi protokol kesehatan, tenang dalam mengambil kebijakan yang tepat, selalu bersatu untuk memperkokoh persaudaraan, tetap optimis, dan bergotong royong meringankan beban seluruh anak negeri sesuai nilai luhur Pancasila," tuturnya.
Sekretaris Umum MPH PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty menyatakan bahwa sebagai bangsa, peringatan kelahiran Pancasila di tengah pandemi ini mengingatkan kita tentang tatanan nilai yang sangat kokoh yang telah diletakkan sejak awal oleh pendiri bangsa dan anugerah serta kekaguman bagi bangsa-bangsa di dunia.
"Dalam masa pandemi ini, kita dihadapkan pada sebuah kondisi kerapuhan kemanusiaan yang sama. Sebagai orang percaya kita harus tetap berpengharapan pada Allah dan merenungkan nilai adil terhadap sesama dan juga lingkungan di sekitar kita. Ini saatnya kita harus menggelorakan persatuan dari Sabang sampai Merauke untuk berjuang bersama melawan pandemi ini dan membangun pengharapan bahwa bangsa Indonesia dapat melewati cobaan Covid-19," harapnya.
Ketua MATAKIN Bidang Pemberdayaan dan Pelatihan Rohaniwan, Ws. Mulyadi Liang menyampaikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang memiliki keberagaman etnis, agama yang menjadi kekuatan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda negara Indonesia.
"Sebagaimana para tokoh bangsa dahulu maka kita harus bersatu untuk menghadapi pandemi Covid-19, kita juga harus menjaga hubungan yang baik kepada Sang Khalik dan menjaga serta merawat lingkungan di sekitar kita. Kebersamaan kita hari ini sedang diuji, karena itu persatuan bangsa yang sudah ada dalam Pancasila harus semakin kuat agar dapat melewati pandemi Covid-19 demi keselamatan bangsa Indonesia," katanya.
Sekretaris Komisi Kerawam KWI, Romo Paulus Christian Siswantoko Pr mengatakan dalam peringatan lahirnya Pancasila saat ini, bangsa Indonesia sedang mengalami banyak persoalan akibat dari virus Covid-19.
"Ada diantara kita yang harus terpapar virus ini. Ada yang harus kehilangan pekerjaan. Ada yang pendapatannya turun drastis, tenaga medis juga sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk menolong orang. Nilai-nilai Pancasila adalah kekuatan. Karena itu kita harus terus bersatu untuk berjuang bersama melawan Covid-19 dengan cara menjaga kesehatan dalam menaati protokol kesehatan dan mengikuti aturan serta kebijakan pemerintah. Sebagai orang beriman kita juga harus terus berpengharapan pada Tuhan," ungkapnya.
Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara DKI Jakarta, Pinandita I Gde Suparta Putra mengatakan bahwa Covid-19 telah melanda hampir seluruh dunia karena itu dengan persatuan maka rakyat Indonesia dapat melewati pandemi ini.
"Kita harus tetap tegar dan menghadapi Covid-19 dengan mematuhi aturan serta protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Mari kita selalu mendoakan bangsa ini sehingga dapat melewati rintangan pandemi Covid-19 ini," ujarnya.
Setelah menyampaikan pesan solidaritas dan kebangsaan, para tokoh agama memimpin dan membacakan doa berdasarkan agama masing-masing.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pesan solidaritas dari para aktivis muda lintas agama. Kegiatan "Doa dan Solidaritas untuk Bangsa" berlangsung selama dua jam. P
Para peserta dari seluruh Indonesia terlihat antusias mengikuti kegiatan sampai akhir acara.