Tempat Wisata Ramai saat Kebijakan New Normal Mulai Diberlakukan, Efek Aktivitas Terbatas saat PSBB?
Sosiolog UNAIR Bagong Suyanto memberikan tanggapan ramainya tempat wisata saat kebijakan new normal mulai dilaksanakan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Menurutnya hal tersebut kurang efektif untuk terus-menerus dipraktikkan kepada masyarakat.
Pasalnya, masyarakat cenderung berperilaku menantang atau resistensi.
"Kalau makin disuruh itu makin muncul pula keinginan untuk melanggar, itu lazim terjadi."
"Ini yang pemerintah harus intropeksi mengembangkan pendekatan yang berbeda," tegasnya.
Bagong memberikan solusi dengan melakukan pendekatan yang berbasis memberikan penghargaan atau pujian.
Baca: Aturan New Normal di Mal dan Pasar Tradisional: Pakai Masker hingga Sarung Tangan Plastik
Ia mencontohkan, fungsi lain masker bukan hanya dikaitkan sebagai pelindung dari Covid-19.
Tetapi juga sebagai fungsi gaya hidup.
Misalnya masker yang memunculkan bentuk-bentuk kumis lucu seperti yang dikenakan oleh Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo.
"Jangan bicara masker dari sisi medis saja."
"Tapi juga masker yang mempunyai sisi sosial seperti itu yang membuat orang lain tertawa," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)