Main Gadget di KRL Tingkatkan Risiko Penularan Corona, Virus yang Menempel Bisa Hidup Selama 5 Hari
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari, dr. Edward Faisal, Sp.PD menyebut memainkan gadget saat berada di KRL dapat meningkatkan risiko penularan virus
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Junior Doctor Network, dr. Edward Faisal, Sp.PD menyebut memainkan gadget saat berada di KRL dapat meningkatkan risiko penularan virus Corona.
Edward mengatakan bahwa sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau corona jenis baru yang menempel pada gadget dapat bertahan selama lima hari.
"Saat virus nempel di gawai (gadget) kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah," kata dokter Edward dikutip dari channel YouTube BNPB, Rabu (17/6/2020).
Menurut Edward, virus yang dapat menempel di gadget berasal dari bermacam-macam faktor.
Dalam hal ini tentunya penularan atau pencemarannya lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar.
Kaitannya dengan para commuter (pengguna KRL), pencemaran virus ke gadget juga dapat berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL.
Baca: Update Covid-19 di Indonesia 17 Juni: Pemerintah Pantau 42.714 ODP dan Awasi 13.279 PDP
Sebab, droplet ini dapat keluar ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak.
Oleh sebab itu, Edward juga sangat menyarankan agar para pengguna tidak menggunakan gadget-nya selama di dalam perjalanan menggunakan KRL.
"Kalau ada orang ngomong akan nambah lagi (potensi cemaran virusnya)," kata dokter Edward.
Selain dapat mengurangi potensi cemaran, alasan lain untuk tidak menggunakan gadget saat berada di dalam KRL adalah agar keluarga di rumah tidak menjadi korban penularan virus.
"Jadi selain risiko untuk kita, juga orang yang di rumah. Jadi kalau kita sayang sama orang yang di rumah dan di sekitar kita, sebaiknya jangan keluarin handphone," jelas Edward.
Baca: UPDATE Corona Global Rabu, 17 Juni 2020: Ada 82 Ribu Kasus di Qatar, 80 Pasien Meninggal Dunia
PT KCI Imbau Pengguna KRL lebih Disiplin dalam Mengikuti Protokol Kesehatan
Pada pekan kedua setelah diberlakukannya PSBB Transisi di wilayah DKI Jakarta, aktivitas masyarakat semakin menunjukkan tren meningkat.
Sebagai operator KRL Commuter Line, PT KCI mencatat pada Senin (15/6/2020) kemarin ada 324.436 pengguna KRL.
Sedangkan pada Senin (8/6/2020) pekan lalu tercatat ada 300.029 pengguna atau terjadi peningkatan volume penumpang sekitar 14 persen.
Volume penumpang kemarin juga merupakan catatan volume penumpang tertinggi selama penerapan masa PSBB maupun PSBB Transisi.
Sebagaimana yang telah disampaikan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pusat tentang pengaturan jam kerja, berdasarkan data persebaran pengguna KRL masih terfokus mulai pukul 06.00-08.00 pada pagi hari dan 16.00-18.00 pada sore hari.
Selain waktu-waktu tersebut KRL masih cukup lengang dan pengguna dapat langsung naik tanpa perlu mengikuti penyekatan yang ada di stasiun.
Dikutip dari siaran pers di krl.co.id, KCI berharap berbagai lembaga, instansi pemerintahan, dan dunia usaha dapat mulai menerapkan sistem kerja bertahap shift sesuai Surat Edaran yang dikeluarkan Gugus Tugas sehingga persebaran pengguna KRL dapat lebih merata.
Terlebih untuk memungkinkan menjaga jarak aman selama dalam perjalanan, dan para pengguna juga dapat menyesuaikan kembali perjalanannya.
Selama dua pekan penerapan PSBB Transisi ini, disiplin para pengguna KRL sudah semakin terlihat.
Upaya yang telah dilakukan PT KCI salah satunya melalui pembuatan marka berbentuk jejak kaki di stasiun maupun di dalam KRL telah diikuti sebagian besar pengguna.
Para pengguna sudah dapat mengikuti arahan petugas di lapangan maupun di dalam KRL, berdiri sesuai marka agar dapat menjaga jarak aman dan di dalam KRL tidak saling berhadap-hadapan.
Baca: VIRAL Foto Petugas KRL Gendong Penumpang Disabilitas, PT KCI Ungkap Kejadiannya
PT KCI juga terus berupaya menambah wastafel portable agar bisa dimanfaatkan pengguna untuk cuci tangan sebelum dan sesudah naik KRL.
Selain itu, para petugas juga tak henti-hentinya mengimbau pengguna untuk tidak berbicara secara langsung maupun melalui telepon genggam dan selalu menjaga jarak serta mengurangi kontak fisik dengan pengguna atau petugas agar physical distancing tetap terwujud.
Salah satu pilihan yang dapat dilakukan pengguna untuk mengurangi antrean di stasiun adalah dengan bertransaksi non tunai menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) atau kartu uang elektronik bank saat naik KRL.
Pastikan saldo kartu cukup sejak awal, sehingga langsung dapat mengikuti antrean menuju gate masuk.
Transaksi non tunai juga mengurangi risiko tertular dari transaksi rutin menggunakan uang tunai untuk membeli maupun isi ulang Tiket Harian Berjaminan (THB).
Dalam masa PSBB transisi yang mendukung agar masyarakat kembali produktif dan aman ini, PT. KCI juga rutin melakukan penyemprotan disinfektan di area stasiun juga KRL.
Pembersihan KRL tidak hanya selesai berdinas tetapi melalui On Trip Cleaning Service kami mengupayakan agar KRL tetap bersih.
Terakhir PT KCI mengharapkan kerja sama para pengguna jasa KRL untuk terus disiplin dan tetap menerapkan protokol kesehatan saat di stasiun dan naik KRL.
Pakai masker, cuci tangan, patuhi marka di stasiun dan KRL agar para penumpang tetap bisa jaga jarak.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)