Muncul Klaster Baru Pasar Xinfadi, Kasus Baru Di Beijing Meningkat Jadi 158 Orang
Banyak kasua baru di Beijing dikaitkan dengan klaster baru di sebuah pasar grosir makanan dam sayuran, Xinfadi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Kemunculan puluhan kasus baru Covid-19 di Beijing memicu kekhawatiran akan potensi gelombang kedua di China.
Sebagaimana diketahui, virus ini pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, sebelum menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti lebih dari 8 juta orang.
"Beijing akan mengambil tindakan yang paling tegas, menentukan, dan ketat untuk menghentikan wabah," ujar Xu Hejian, juru bicara pemerintah kota Beijing, dalam konferensi pers pada Selasa (16/6/2020).
Beijing telah menetapkan 22 titik sebagai daerah berisiko sedang pada Senin kemarin.
Hal ini perlu untuk mengambil tindakan yang ketat, mengantisipasi potensi masuknya infeksi.
Semua kelompok berisiko tinggi di Beijing, seperti yang punya kontak dekat dengan mereka yang terpapar, tidak diperbolehkan untuk meninggalkan kota, demikian laporan media milik pemerintah, People’s Daily.
Media China, Global Times melaporkan, otoritas Beijing mendorong setidaknya dua provinsi terdekat untuk melakukan pelacakan warga yang punya riwayat ke pasar Xinfadi.
Semua taksi dan jasa layanan mobil lainnya juga telah ditangguhkan. Beberapa rute bus jarak jauh antara Beijing dan Provinsi Hebei dan Shandong dihentikan.
Setidaknya tiga layanan shuttle bus dari Hebei dan satu lagi dari Inner Mongolia ke Bandara Beijing ditangguhkan.
Prihatin tentang risiko menular, banyak Provinsi juga telah merapkan persyaratan karantina bagi pengunjung dari Beijing.
Pada Selasa, Shanghai mulai meminta wisatawan dari daerah berisiko Covid-19 di China untuk jalani karantina selama 14 hari.(Reuters/AP/AFP/Global Times)