Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPAI: Anak Terbebani Tugas Berat dan Kuota Selama Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh

Penggunaan kuota jadi masalah, karena para orang tua terdampak Covid-19 secara ekonomi. Punya anak tiga, tiga-tiganya gunakan kuota, mereka kemudian

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in KPAI: Anak Terbebani Tugas Berat dan Kuota Selama Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh
KOMPAS.com/ MOH NADLIR
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Bidang Pendidikan, Retno Listyarti ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (17/4/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut persoalan tugas berat dari guru dan kuota internet, menjadi beban pelajar selama penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, KPI telah melakukan survei terharap 17 ribu siswa dengan 602 guru di berbagai daerah untuk menanyakan terkait pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring.

"Penggunaan kuota jadi masalah, karena para orang tua terdampak Covid-19 secara ekonomi. Punya anak tiga, tiga-tiganya gunakan kuota, mereka kemudian menjadi sulit membeli kuota karena makan saja sulit," kata Retno saat rapat dengan Komisi X DPR, Jakarta, Kamis (25/6/2020).

Baca: KPAI: Banyak Orang Tua Siswa Terdampak Pandemik Covid-19 Kesulitan Bayar SPP 

"Ini berdampak semakin hari, semakin banyak anak tidak terlayani pembelajaran daring, karena bermasalah kepada pembelian kuota," sambung Retno.

Selain itu, kata Retno, pelajar juga mengeluhkan interaksi dengan guru yang minim, di tambah dengan tugas yang berat selama PJJ diterapkan.

"Mayoritas responden merasakan beratnya tugas dari guru. Mereka merasakan karena sekolah memindahkan seluruh pembelajaran ke rumah," ujar Retno.

Ia menyebut, berdasarkan hasil survei, pelajar mengaku banyak guru memberikan tugas dengan waktu yang pendek dan akhirnya pelajar menjadi kelelahan dalam membuat tugas.

Berita Rekomendasi

"Tugas satu belum selesai, datang lagi tugas kedua, begitu seterusnya. Tugas merangkum itu paling banyak, serta menjawab soal," katanya.

"77,8 persen (pelajar) kesulitan mengerjakan tugas karena guru tidak pernah menerangkan. Dalam catatan kami, banyak guru juga tidak memberikan feedback, jadi menurunkan semangat anak-anak belajar," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas