239 Ilmuwan Dunia Klaim Virus Corona Bisa Terbang Lebih dari 2 Meter di Udara
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan terdapat bukti bahwa virus corona kemungkinan menyebar lebih jauh melalui udara.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 239 ilmuwan dunia mengatakan bahwa virus corona kemungkinan menyebar lebih jauh melalui udara.
Berkaitan dengan ini, WHO mengatakan akan merilis ringkasan perkembangan Covid-19 terbaru dalam beberapa hari ke depan.
Sebelumnya, 239 ilmuwan dunia mengklaim virus corona bisa menular melalui udara dan menyurati WHO agar mau mengungkap hal tersebut.
Dikutip dari The Journal, para ilmuwan ini menyimpulkan virus corona dapat bertahan di udara dan terbang sejauh lebih dari dua meter.
Baca: 239 Ilmuwan Klaim Virus Corona Bersifat Airbone, Mampu Menular Lewat Udara
Baca: VIDEO Animasi Proses Penyebaran Virus Corona di Udara dalam Ruangan, hingga WHO Beri Pengakuan
Sebelumnya, jarak sosial sejauh dua meter telah ditetapkan di banyak negara untuk menghindari penularan Covid-19.
Pada Senin (6/7/2020), 239 ilmuwan dunia mengatakan bahwa tetesan atau droplet corona yang besarnya kurang dari lima mikrometer mampu bertahan di permukaan udara.
Partikel kecil itu menetap di udara selama beberapa jam dan beterbangan hingga puluhan meter.
"Kami mengakui bahwa ada bukti yang muncul di bidang in," kata Ketua Tim Teknis Penanganan Pandemi Covid-19 WHO, Van Kerkhove.
"Kami percaya bahwa kami harus terbuka terhadap bukti ini dan memahami implikasinya mengenai cara penularan dan juga tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil," tambahnya.
Menurut SCMP, selama ini pedoman pencegahan Covid-19 hanya fokus pada risiko tetesan atau droplet dari batuk, bersin, dan ingus.
Baca: WHO Konfirmasi Bukti Virus Corona Bisa Menular Lewat Udara, Namun Perlu Penelitian Lebih Lanjut
Baca: Partikel Aerosol Covid-19 Menyebar di Udara Mirip Asap Rokok, Efektifkah Pakai Masker Kain?
Pedoman ini menyoroti bahwa penularan terjadi bila ada kontak dekat sehingga tetesan bisa mengenai orang lain.
Selain menyoroti penularan lewat udara, para ilmuwan juga memperingatkan risiko infeksi dalam ruangan.
Utamanya adalah ruangan yang padat dan tidak berventilasi sehingga sirkulasi udara kurang baik.
"Pada kecepatan udara di dalam ruangan (indoor), tetesan 5 mikrometer akan bergerak puluhan meter," tulis surat itu.