Kepala BPPT Targetkan Produksi Alat Rapid Test Hingga 1 Juta Perbulan
Jumlah produksi alat rapid test satu juta perbulan ini rencananya akan dijadikan target rutin oleh BPPT.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menargetkan alat rapid test buatan dalam negeri dapat diproduksi hingga 1 juta buah pada bulan depan.
Pada akhir pekan ini, pihaknya mampu memproduksi sebanyak 100.000 alat rapid test.
"Akhir pekan ini sudah 100.000 kit alat rapid test kita produksi. Lalu akan kita tingkatkan produksi hingga bulan depan itu satu juta kit," ujar Hammam di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Jumlah produksi alat rapid test satu juta perbulan ini rencananya akan dijadikan target rutin oleh BPPT.
Baca: Gara-gara Takut Rapid Tes, 24 Orang PPDP di Siantar Mundur Dari Jabatannya
Hammam mengatakan BPPT bekerjasama Universitas Gadjah Mada dan Universitas Airlangga dalam pengembangan alat rapid test ini dan produksi. Selain itu, PT Hepatika Mataram juga ikut andil dalam proses ini.
Harga jual alat rapid test kit ini yakni Rp 75.000 per unit. Alat rapid test ini juga telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
"Dari uji validasi ke 10.000 orang, dan dari 10.000 sensitifitasnya 98,4 persen untuk IgG, dan untuk IgM 74 persen. Untuk nonreaktif sekitar 98 persen IgG-nya 100 persen. Ini sudah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan," ungkap Hammam.
Saat ini BPPT sudah memiliki berbagai produk yang bisa digunakan untuk membantu mempercepat penanganan Covid-19 mengikuti rantai dari proses testing, tracing, isolating, sampai perawatan.
"Kami punya rapid diagnostic test kit, swab tes menggunakan PCR, dan melengkapi fasilitas kesehatan yang diperlukan untuk memeriksa sampel swab test yang pada saat awal sangat kurang," pungkas Hammam.