Seberapa Ampuh Lampu UVC yang Disarankan Dokter Reisa Membunuh Virus Corona di Udara?
Lalu, benarkah lampu UVC yang dibanderol mulai dari Rp 500 ribu tersebut ampuh membunuh virus corona?
Editor: Anita K Wardhani
Ini bekerja karena sinar UVC cukup kuat untuk menghancurkan materi genetik, baik DNA atau RNA, virus dan bakteri.
Namun, tidak ada bukti sekarang bahwa paparan sinar matahari yang khas dapat membunuh virus corona, jadi tidak, pergi keluar di hari yang cerah tidak akan mengurangi risiko terkena virus itu.
Lampu UVC tidak bisa menjamin 100% penggunaan alat ini bisa mencegah terjadinya penularan Covid-19 pada seseorang.
"Tidak ada yang bisa membuat risiko terkena Covid-19 jadi 0, tapi menggunakan UVC bisa membunuh virus di udara dan perabotan," sebutnya.
Sementara itu, penggunaan UVC paling tepat adalah ketika ruangan tersebut sedang kosong atau tidak ada manusia yang berkegiatan di dalamnya.
Misalnya saat malam hari atau pagi sebelum jam kerja, bisa juga saat jam istirahat siang.
Alumnus University of Bradford Inggris dan University College London itu menjelaskan, penggunaan sinar UVC setidaknya harus selama 15-30 menit agar mendapatkan hasil yang maksimal, yakni terbunuhnya mikroorganisme.
Selain itu, perlu diketahui bahwa sinar UVC ini perlahan bisa merusak warna dan struktur perabot.
"Bahan-bahan furnitur lab dan rumah sakit biasanya dibuat dari bahan durable yang tahan UVC, karena sinar ini lama-kelamaan bisa merusak warna dan struktur barang-barang yang terbuat dari plastik dan kayu," jelas Muti.
Terlepas dari efeknya yang dinilai dapat membunuh virus corona di udara, lampu UVC disebut-sebut dapat menyebabkan katarak dan kanker kulit pada tubuh manusia.
Jadi, sebelum berniat menggunakan lampu UVC ini, ada baiknya untuk mengecek keasliannya dan membaca petunjuk penggunaannya lebih dulu.