Amankah Lakukan Rapid Test Sendiri Tanpa Bantuan Tenaga Profesional? Ini Penjelasan Dokter
Alat rapid test saat ini juga banyak dijual secara online di berbagai platform sehingga banyak yang mencoba melakukannya sendiri di rumah. Amankah?
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rapid test merupakan cara mendeteksi virus corona (covid-19) dengan memeriksa antibodi dan antigen yang hasilnya bisa diketahui dalam beberapa menit saja.
Alat rapid test saat ini juga banyak dijual secara online di berbagai platform sehingga banyak yang mencoba melakukannya sendiri di rumah. Amankah?
Namun dr. Shinta Stri Ayuda, Sp.PK mengimbau walau caranya mudah dan alat mudah ditemui, rapid test tetap harus dilalukan oleh perawat atau pun dokter.
Baca: Mulai Hari Ini Rapid Test Covid-19 Bisa Dilakukan di Stasiun, Berikut Syarat dan Biayanya
Baca: Masyarakat Nusantara Sehat Bali Unjuk Rasa, Tolak Rapid dan Swab Test Sebagai Syarat Administratif
"Rapid test sampai saat ini pemeriksan murah simple dan cepat ini sebaiknya bisa dipakai dikerjakan oleh tenaga profesional di rumah sakit atau klinik " ungkap dr. Shinta saat live bersama Radio Kesehatan, Senin (27/7/2020).
Dr. Shinta menyebutkan banyak yang harus diperhatikan sebelum melakukan rapid test termasuk tanggal kadaluarsa kita rapid test yang sangat mempengaruhi hasil.
"Perlu dipastikan dulu itu resmi atau tidak, diuji dulu, di cek expired datenya apakah ini benar, karena takut pemalsuan juga kan," kata dr. Shinta.
Baca: Praktisi Kesehatan Anggap Rapid Test Masih Dibutuhkan
Baca: Menristek: Rapid Test adalah Alat Screening bukan Diagnosis Covid-19
Sebelum rapid test juga harus ada pertanyaan yang diisi dulu untuk mengetahui riwayat kondisi tubuh seseorang.
Jika mengalami penyakit bawaan seperti diabetes atau hipertensi tentu akan mempengaruhi hasil rapid test sehingga rapid test harus dilakukan oleh tenaga profesional.
"Tidak boleh di darahnya terganggu, lemak darah tinggi, kolesterol tinggi pengaruh ke peningkatan antigen dan antibody. Pasien yang punya penyakit kuning karena bilirubin juga bisa menggangu hasil, makanya kalau paham pengerjaannya screeningnya lebih baik," ungkap dr. Shinta.