Ungkap Vaksin Corona Tak Bisa 100 Persen Efektif, Pakar Tetap Peringatkan Jaga Jarak & Pakai Masker
Pakar penyakit menular dari AS Dr Anthony Fauci memperingatkan adanya kemungkinan vaksin virus corona yang ditemukan tidak bisa 100 efektif.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Vaksin virus corona yang disetujui, disebut tidak akan berfungsi secara efektif hingga 100 persen.
Hal itu disampaikan oleh pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat (AS), Dr Anthony Fauci.
Menurutnya, keefektiftan vaksin untuk menangani virus corona hanya sekitar 50 hingga 60 persen saja.
Bahkan, untuk menjadi efektif hingga 98 persen, Fauci menilai peluangnya tidak besar, Sky News melaporkan.
"Kemungkinan vaksin Covid-19 hampir 100 persen efektif "tidak besar", kata Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular AS.
Baca: Lebih dari 100 Orang Amerika Meninggal karena Salah Konsumsi Hidroksiklorokuin
"Kami belum tahu apa kemanjurannya. Kami tidak tahu apakah itu akan menjadi 50 persen atau 60 persen. Saya ingin menjadi 75 persen atau lebih," katanya dalam webinar di Universitas Brown, Jumat (7/8/2020) lalu.
Oleh karena itu, Fauci memperingatkan agar pendekatan kesehatan masyarakat tidak boleh ditinggalkan.
Sebab, hampir tidak mungkin untuk mengembangkan vaksin yang efektif setinggi 98 persen.
Artinya, orang-orang Amerika harus menjaga jarak sosial dan mengenakan masker di ruang tertutup.
Ia menilai, hal itu lebih mudah dan efektif untuk menghentikan penyebaran virus.
Baca: Enam Negara Ini Sudah Masuk ke Jurang Resesi: Mulai Amerika Serikat, Korsel, hingga Singapura
Lebih lanjut, Fauci menjelaskan studi vaksin Covid-19 yang dilakukan perusahaan bioteknologi di AS, Moderna Inc.
Ia memperkirakan studi tersebut akan selesai pada bulan November atau Desember tahun ini.
Menurut Fauci, puluhan juta dosis vaksin Covid-19 akan tersedia pada awal tahun 2021.
Adapun akan bertambah hingga satu miliar dosis pada akhir tahun depan.
Baca: Kemenkes: Obat Tradisional Tidak Dapat Menggantikan Peran Vaksin