Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengadaan Vaksin Covid-19 di Indonesia Pakai Jalur 'Double Track'

Proses pembuatan sedang memasuki tahapan pengembangan antigen atau bahan inti vaksin yang nantinya berfungsi

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pengadaan Vaksin Covid-19 di Indonesia Pakai Jalur 'Double Track'
Foto Nikkei
Ilustrasi Vaksin Covid-19 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof. dr. Amin Soebandrio menjelaskan saat ini pembuatan vaksin covid-19 buatan Indonesia sudah sekitar 40 persen

Proses pembuatan sedang memasuki tahapan pengembangan antigen atau bahan inti vaksin yang nantinya berfungsi untuk mengantisipasi penularan covid-19.

Baca: Indonesia dan Rusia Jajaki Kerja Sama Bidang Kesehatan, Termasuk Soal Vaksin Covid-19

"Vaksin kami tahapannya 30 sampai 40 persen tapi justru itu tahapan strategisnya, kami sedang mengembangkan antigennya atau bahan inti dari vaksin itu.

Sudah banyak kemajuan nanti antigen sudah diuji di lab baru sebar industri," ungkap Prof. Amin saat live bersama Iradio, Kamis (13/8/2020).

Prof. Amin menyebutkan memang masih butuh proses panjang untuk sampai ke tahap produksi vaksin covid-19 buatan Indonesia.

Baca: Cerita Relawan Vaksin Covid-19: Merasa Mengantuk, Namun Badan Lebih Segar

Bahkan mungkin saja jika vaksin covid-19 buatan Indonesia ini baru tersedia akhir tahun 2021 mendatang karena masih ada tahap uji klinis yang harus dilakukan.

Berita Rekomendasi

"Ketersedian vaksin Indonesia kan masih butuh lama sampai akhir tahun depan paling cepat," ucap Prof. Amin.

Sambil menunggu vaksin covid-19 buatan Indonesia maka pemerintah juga mengambil double track atau dua jalur penydian vaksin dengan melalukan uji klinik vaksin covid-19 dari negara lain.

"Jadi kita menerapkan namanya double track jadi jalur pertama pengembangan vaksin dalam negeri sambil menunggu vaksin Indonesia, kalau ada vaksin luar negeri yang siap dan sudah diuji klinik di Indonesia boleh dipakai sementara," kata Prof. Amin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas