KSAD Akan Temui Kepala BPOM Minta Percepat Izin Edar Obat Anticovid-19 yang Telah Diuji Klinis
Ia pun meminta dukungan dari Komisi I DPR RI sebagai mitra kerjanya untuk mendukung terkait anggaran tersebut.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Ia menekankan nantinya produksi obat tersebut akan tetap menunggu izin edar dari BPOM.
"Yang perlu ditekankan adalah untuk produksi dan edarnya kita tetap masih menunggu izin produksi dan edar BPOM. Artinya obat ini belum akan diproduksi sepanjang belum ada izin BPOM," kata Nasih.
Untuk itu ia berharap dukungan dari semua pihak khusus BPOM untuk dapat mendukung agar obat tersebut nantinya dapat segera diedarkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Baca: Bertemu KSAD, Sandi Bahas Kesehatan dan Kesejahteraan Prajurit
"Mohon dukungan, doa, dan mari bersama menggolkan satu hal yang akan jadi kebanggaan bangsa Indonesia yakni obat pertama Covid-19 di dunia ini," kata Nasih.
Di antara hasil dari uji klinis obat tersebut di antaranya obat tersebut mampu mengobati pasien covid-19 kecuali penderita covid-19 yang menggunakan ventilator dengan tingkat keampuhan minimal 90 persen.
Komposisi obat tersebut juga terbukti secara klinis telah mampu menurunkan jumlah virus dalam tubuh penderita secara signifikan.
"Kemudian yang tidak kalah penting itu adalah PCR, PCR ini negatif dalam tiga hari itu 90 persen. Jadi minimal 90 persen. Ada yang 92, 93, 96, dan 98 persen. Untuk PCR kuantitatif itu ada penurunan jumlah virus secara signifikan," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell UNAIR selaku Ketua Tim Uji Klinis Kombinasi Obat Anticovid-19 dr Purwati.