Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenristek: Meskipun Banyak Klaim, Belum ada Satu pun Obat Spesifik Khusus Covid-19

(Kemenristek/BRIN) memastikan hingga saat ini belum ada satu pun obat untuk mengobati pasien yang positif Covid-19.

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kemenristek: Meskipun Banyak Klaim, Belum ada Satu pun Obat Spesifik Khusus Covid-19
Fresh Daily
Ilustrasi vaksin virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) memastikan hingga saat ini belum ada satu pun obat untuk mengobati pasien yang positif Covid-19.

Hal tersebut untuk menjawab soal klaim Universitas Airlangga (Unair) yang telah menemukan obat Covid-19.

"Belum ada satu pun yang kita bisa klaim sebetulnya merupakan satu obat, meskipun banyak klaim-klaim dari beberapa entah mengatakan penelitian atau tidak, tapi yang masuk dalam konsorsium itu belum satu pun yang bisa dikatakan inilah obat spesifik khusus untuk Covid-19," kata Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemeristek/BRIN Ali Ghufron Mukti dalam siaran BNPB, Selasa (18/8/2020).

Baca: Ad5-nCOV Vs Sputnik V: Dua Vaksin Covid-19 yang Sudah Kantongi Izin

Ghufron bahkan mengatakan imunomodulator yang diklaim dapat meningkatkan imun tubuh juga masih dalam proses pengembangan lebih lanjut.

Lebih lanjut, Ghufon menjelaskan soal pembentukan konsorsium riset dan inovasi terkait Covid-19.

Di sana, terdapat sejumlah lembaga yang berlomba-lomba berinovasi terkait penanganan Covid-19.

"Terutama ada lima hal sebetulnya itu menyangkut prevention, itu menyangkut tidak saja imunomodulator tetapi juga vaksin, kemudian juga kita alat-alat kesehatan," katanya.

BERITA TERKAIT

Selain alat kesehatan, Ghufron menyebut pihaknya juga sedang meneliti obat dan terapi Covid-19.

"Obat itu sedang kita teliti, banyak hal termasuk kalau kita dengar yang terakhir mengenai provinavir kemudian ritonavir ada digabung-gabung, dikombinasi dengan azitromisin dan lain sebagainya. Nah, kita juga tidak hanya berhenti pada obat, tapi terapi. Terapi termasuk plasma konvalesen dengan teman-teman di Kementerian Kesehatan, RSPAD dan lain-lain," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas