Hari Ini Tepat 6 Bulan Kasus Corona di Indonesia: 100 Dokter Meninggal hingga Harapan pada Vaksin
Kasus Corona di Indonesia diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020 lalu.
Penulis: Daryono
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, Rabu (2/9/2020) tepat 6 bulan kasus Corona di Indonesia.
Kasus Corona di Indonesia diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020 lalu.
Saat itu, Jokowi mengumumkan dua warga Depok, Jawa Barat positif terinfeksi Corona.
Enam bulan berjalan, kasus Corona di Indonesia belum terkendali.
Korban meninggal masih terus terjadi, termasuk kalangan medis.
Baca: Curhat di Depan Anies, Pasien Sembuh Covid-19 Harus Bawa Surat Bebas Corona agar Diterima Masyarakat
Di sisi lain, ada harapan terkait hadirnya vaksin Corona.
Berikut rangkuman berita terkait 6 bulan kasus Corona di Indonesia:
1. Jumlah Kasus Terkini
Jumlah kasus Corona di Indonesia saat ini hampir mendekati angka 180 ribu kasus.
Berdasarkan data di laman Kemenkes, Per Selasa (1/9/2020) kemarin, jumlah kasus positif Corona sebanyak 177.571 kasus.
Dalam beberapa hari terakhir, setiap hari terdapat penambahan sekira 2.000-an kasus, bahkan sempat menyentuh 3.000 lebih.
Hal yang menggembirakan jumlah pasien sembuh juga terus bertambah.
Pada Selasa kemarin, terdapat tambahan 2.098 pasien sembuh.
Total pasien sembuh saat ini sebanyak 128.057.
Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal saat ini sebanyak 7.505 orang.
2. Sebanyak 100 Dokter Meninggal
Enam bulan kasus Corona di Indonesia, jumlah dokter yang meninggal mencapai 100 orang.
Data itu merupakan data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) per Senin, 31 Agustus 2020 kemarin.
Humas PB IDI, dr Halik Malik, saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (1/9/2020) mengucapkan duka atas gugurnya dokter yang berjuang merawat pasien covid-19.
"IDI berduka dan Ketua Umum memberikan ucapan khusus kepada 100 rekan sejawat yang gugur," kata Halik.
Baca: Penyidik KPK Kritis di ICU, Istri Novel Baswedan Juga Positif Corona
IDI pun ujar Halik, telah berkordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan, lantaran banyaknya dokter dan tenaga kesehatan yang gugur selama 6 bulan penanganan nasional Covid-19.
Kabar duka tersebut diumumkan IDI melalui akun media sosial resmi.
"Sejawat sekalian.
Sejawat dokter yang telah gugur dalam penanganan covid-19 mencapai 100. Demikian petugas kesehatan lainnya yang gugur juga bertambah.
Mari kita doakan agar kawan-kawan kita yang gugur mendapat tempat yang mulia di sisi Tuhan yang Maha Esa, keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, serta perjuangannya mengilhami dan menjadi tauladan bagi kita semua agar tetap komitmen menjalankan penjalanan pengabdian kepada kemanusiaan.
Dan kita juga agar tidak putus-putusnya berdoa bagi semua kawan-kawan sejawat kita sebagai garda terdepan yang sedang berjuang membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan dalam perawatan Covid-19," tertulis ucapan dari Ketua Umum IDI Daeng M. Faqih.
3. Harapan pada Vaksin
Kehadiran vaksin menjadi harapan bagi Indonesia untuk mengatasi pandemi Corona.
Pemerintah pun telah melakukan sejumlah langkah untuk penyediaan vaksin.
Mulai dari pengembangan vaksin sendiri yang disebut vaksin Merah Putih hingga pengadaan vaksin hasil kerjasama dengan negara lain.
Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Presiden Jokowi mengatakan, Vaksin Merah Putih ini siap diproduksi pada pertengahan 2021.
"Pada saat yang bersamaan kita mengembangkan vaksin dengan strain Indonesia yang kita namakan vaksin Merah Putih yang dikerjakan oleh konsorsium nasional kita yang melibatkan lembaga biologi molekuler Eijkman kemudian perguruan tinggi-perguruan tinggi dan juga lembaga-lembaga penelitian kita," kata Presiden kepada Gubernur se-Indonesia dalam rapat pengarahan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, (1/9/2020).
Vaksin Merah putih saat ini sudah masuk pada tahap pembuatan benih vaksin dan akan rampung pada 2021 mendatang.
"Saat ini vaksin merah putih dalam tahap pembuatan benih vaksin dan prosesnya sudah sekitar 30 sampai 40% dan direncanakan dapat diuji klinis pada awal tahun depan Insya Allah ini siap produksi di pertengahan 2021," tuturnya.
Baca: Peneliti Temukan Tes Air Liur Dapat Deteksi Virus Corona, Disebut Sama Andalnya dengan Tes PCR
Adapun untuk pengadaan vaksin dengan negara lain, pemerintah bekerjasama dengan sejumlah negara.
Kerjasama yang pertama yang sudah dalam pendampingan BPOM yakni PT Sinovac dengan PT Biofarma, lalu kerjasama kedua Sinopharm dengan Kimia Farma bersama Grup 42 dari Uni Emirat Arab dan kerjasama ketiga ialah Genexine dengan PT Kalbe Farma.
"Dan juga beberapa komunikasi dengan negara lain yang sudah memulai komunikasi untuk tahap-tahap pengembangan selanjutnya" kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito.
Pada perkembangan uji klinis vaksin kerjasama Sinovac dengan Biofarma, telah dimulai pada 11 Agustus 2020 oleh tim peneliti dari kedokteran Universitas Padjajaran dan subjek uji klinis sebanyak 1.620 orang.
"Saat ini sudah ada 1.800 sukarelawan yang telah mendaftar, dan hingga akhir Agustus 2020 terdapat sekitar 500 orang direktur dan sudah mendapat tahap penyuntikan," jelas Penny.
Ia menyakini, BPOM siap mengawal mulai pemberian persetujuan protokol uji klinis, pelaksanaannya dan evaluasi hasil uji klinis untuk situasi darurat, serta persiapan sarana produksi di Biofarma untuk melakukan transfer teknologi dalam mewujudkan vaksin menjadi produk komersil.
Pada kerjasama vaksin Sinopharm - G42 dengan Uni Emirat Arab, saat ini telah mencapai kesepakatan.
Uni Emirat Arab berkomitmen menyediakan 10 juta vaksin untuk Indonesia pada akhir tahun 2020.
BPOM sendiri kata Penny telah ke Uni Emirat Arab dan menemui kementerian kesehatannya.
"Kami melihat uji klinis fase 3 vaksin dilakukan dengan sangat baik dan terorganisir, banyak sekali aspek positif dengan partisipasi 22 ribu peserta dengan keberagaman kebangsaan, ada 119 kebangsaan yang sudah terlibat dalam uji klinis," kata dia.
Setelah uji klinis fase 3 vaksin Sinopharm, dimungkinkan industri farmasi Indonesia menjadi bagian dari transfer teknologi produksi vaksin tersebut.
Penny melihat ada peluang kerjasama pengembangan industri vaksin antara Uni Emirat Arab dan Indonesia.
Baca: Ilmuwan Ungkap Kelemahan Vaksin Virus Corona Buatan Rusia dan China, Akui Hanya Manjur 40 Persen
Bahkan, dalam waktu dekat akan dikembangkan MoU antara BPOM dan kementerian kesehatan Uni Emirat Arab yang akan memastikan kecepatan akses vaksin melalui proses regulasi yang lebih terarah dan memenuhi standar internasional.
"Dan dalam kesimpulan ini juga kita akan mendorong investasi industri farmasi baik di Uni Emirat Arab dan Indonesia sebagai kerjasama bilateral," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Daryono/Rina Ayu)