Cerita Nakes RSJ di Palembang Rawat Pasien ODGJ yang Juga Terpapar Covid-19
Awalnya RS Erba hanya menyediakan beberapa tempat tidur dalam satu ruangan bagi pasien yang suspect atau diduga Covid-19.
Editor: Hendra Gunawan
Menurutnya, pasien ODGJ yang terpapar harus menjalani isolasi mandiri, seringkali pasien mengalami kebosanan saat sendirian.
Sehingga yang terkadang menyulitkan adalah ketika pasien tersebut dalam keadaan tidak tenang, gelisah dan mengamuk.
Dokter dan perawat harus ekstra memberikan obat-obatan dan berusaha untuk membuat pasien tersebut tidak mengamuk kembali.
"Karena dia diisolasi di ruangan tersendiri, tidak boleh keluar sampai dia benar-benar negatif, tidak ada teman tentu mengalami kebosanan, dan ada yang sampai mengamuk," ujarnya.
Selain itu, protokol kesehatan yang mengharuskan petugas medis menggunakan pakaian hazmat lengkap, ada waktu tertentu bagi perawat untuk mendatangi pasien ODGJ yang konfirmasi Covid-19.
Dalam satu hari, perawat dan dokter paling tidak harus menggunakan hazmat lengkap sebanyak tiga kali, yaitu pagi, siang dan malam, belum lagi jika pasien dalam keadaan tidak tenang, Rita harus sigap menangani pasien tersebut.
"Kita kolaborasi dengan dokter mengobati jiwanya terlebih dahulu, jika jiwanya sudah tenang maka pengobatan Covid-19 jadi lebbih mudah, kita juga pantau melalui cctv," ujarnya.
Menurut wanita kelahiran Prabumulih, 30 April 1982 ini, pasien ODGJ yang menderita Covid-19 di RS Erba masih dalam usia produktif, rentan umur 30 tahun ke atas, juga ada pasien yang bergejala dan tidak bergejala.
"Waktu itu ada pasien yang bergejala, dia demam, sakit tenggorokan, batuk karena ada komorbid, juga ada yang tidak bergejala," ujarnya.
Namun merawat pasien ODGJ ditambah dengan Covid-19 tidak selalu menyulitkan, saat pasien sudah tenang, biasanya akan mudah untuk diajak berbicara dan diarahkan dalam perawatannya.
Saat ini tersisa hanya satu pasien ODGJ yang konfirmasi Covid-19 masih dirawat di Ruang Kenanga, pasien lainnya sudah melakukan perawatan seperti biasa.
"Tinggal satu pasien lagi yang melakukan isolasi mandiri, kondisinya baik, beberapa hari lagi sudah bisa masuk ke perawatan biasa," ujarnya.
Meskipun pandemi belum juga usai, Rita berharap agar ODGJ mendapatkan perhatian penuh, baik dari keluarga maupun orang sekitarnya, karena termasuk dalam orang-orang yang rentan tertular Covid-19.
"Termasuk rentan tertular, karena ODGJ itu kan ketika dia sakit tidak mengeluh, jadi harus ada perhatian khusus terutama dari keluarga," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Kisah Haru Perawat RS Ernaldi Bahar Sumsel, Rawat ODGJ yang Terpapar Covid-19 : Double Pekerjaan