Alasan Pemerintah Wajibkan Tenaga Kesehatan Ikuti Vaksinasi Covid-19
Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta t
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Broto Asmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa perlindungan kepada tenaga kesehatan adalah wajib dan harus dilakukan oleh seluruh negara di dunia.
Diketahui, ada lebih dari 500 tenaga kesehatan yang gugur selama 10 bulan masa pandemi di Indonesia.
"Hilangnya tenaga kesehatan ini dinilai sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan sistem kesehatan dalam negeri terancam collapse (lumpuh).
Padahal untuk melahirkan seorang tenaga kesehatan butuh 4 sampai 7 tahun.
Sementara 100 ribu pasien Covid-19 sedang menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," kata dr.Reisa dalam keterangannya yang dikutip Rabu (6/1/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Catat Rekor Baru, Nyaris Tembus 200 Ribu Kasus
Reisa melanjutkan, tenaga kesehatan wajib memelihara kesehatannya termasuk melindungi keselamatan teman sejawatnya. Salah satunya melindungi diri dengan mendapatkan vaksinasi adalah kesadaran profesional.
"Dan melindungi teman sejawat, pasien, bahkan keluarga kita adalah kewajiban moral," ungkapnya.
Baca juga: Menkes Minta Puskesmas Melapor Jika Kekurangan Kulkas Penyimpan Vaksin Covid-19
Soal keamanan vaksin, Reisa meyakinkan apabila vaksin sudah masuk uji klinis fase 3, artinya sudah lulus uji klinis fase 1 dan 2.
"Saat ini sedang kita tunggu ialah efikasi, dimana efikasi adalah persentase penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang divaksinasi," lanjutnya.
Saat ini vaksin Coronavac yang tiba di Indonesia itu merupakan vaksin berbasis inactivated atau virus yang tidak aktif.
Baca juga: Pasien Sembuh Covid-19 Bertambah 6.767 Orang Pada 6 Januari, Total 652.513 Orang
Metode tersebut sudah dikenal selama ratusan tahun, tepatnya sejak adanya vaksin rabies. Terbukti manjur mengeradikasi penyakit menular dan menyelamatkan jutaan anak dari risko lumpuh dan kehilangan masa depan karena Polio.
"Bahkan Agustus tahun lalu, kita merayakan enyah polio dari Afrika. Dan kita, bangsa Indonesia berjasa besar dalam hal ini, karena vaksin dengan platform inactivated virus ini adalah buatan PT Bio Farma," jelasnya.
Adapun di Indonesia, WHO sudah menetapkan Indonesia bebas polio sejak 2014. Untuk itu para tenaga kesehatan diharapkan tidak perlu ragu ketika akan mengikuti vaksinasi," harap dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.