Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Varian Baru Covid-19, Benarkah 'Ngupil' Meningkatkan Risiko Tertular?

Kebiasaan tersebut antara lain menjaga jarak dan tidak berkerumun dengan banyak orang, memakai masker, dan mencuci tangan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ada Varian Baru Covid-19, Benarkah 'Ngupil' Meningkatkan Risiko Tertular?
Istimewa
Ilustrasi 

"Tanpa peningkatan upaya untuk memperlambat penyebarannya, akan ada peningkatan dampak pada fasilitas kesehatan yang sudah semakin tertekan," ungkap Kluge.

Munculnya varian virus corona baru di Inggris memaksa puluhan negara menutup pintu masuknya untuk Inggris pada bulan Desember lalu. Negara lain di luar Eropa, termasuk Jepang, Kanada, dan Australia, juga telah melaporkan kasus varian tersebut.

Pada hari Kamis (7/1/2021), Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran mengatakan 19 kasus varian Inggris telah diidentifikasi di Perancis, termasuk dua kelompok yang sangat mengkhawatirkan di wilayah Paris dan Brittany.

Varian Covid-19 baru menyerang separuh wilayah Eropa

Sejak hari Rabu (6/1/2021), hampir separuh negara Eropa telah mencatat kasus baru.

Laporan mencatat 150 dari 100.000 orang terinfeksi varian baru.

WHO mengatakan lebih dari 230 juta orang di Eropa saat ini terpaksa hidup di bawah lockdown total berskala nasional. WHO berharap akan ada lebih banyak negara yang menerapkan lockdown nasional.

Berita Rekomendasi

Menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins, jumlah infeksi tertinggi tercatat di Rusia (3,2 juta), Inggris (2,8 juta), Prancis (2,7 juta) dan Italia (2,2 juta). Sementara jumlah kematian tertinggi dicatat oleh Inggris (78.000), Italia (77.000), Prancis (66.000) dan Rusia (59.000).

***

Varian baru virus corona yang sangat menular terdeteksi di 41 negara

Varian baru virus corona yang sangat menular, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, kini telah menyebar ke 41 negara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan.

"Pada 5 Januari 2021, varian VOC-202012/01 yang awalnya terdeteksi di Inggris telah terdeteksi dalam sejumlah kecil kasus di 40 negara," kata WHO dalam Pembaruan Epidemiologi Mingguan Covid-19.

"Dan, varian 501Y.V2 yang awalnya terdeteksi di Afrika Selatan telah terdeteksi di enam negara," ujar badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, seperti dikutip TASS.

Menurut WHO, epidemiologi awal, pemodelan, temuan filogenetik dan klinis menunjukkan, varian VOC 202012/01 meningkatkan penularan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas