Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Varian Baru Covid-19, Benarkah 'Ngupil' Meningkatkan Risiko Tertular?

Kebiasaan tersebut antara lain menjaga jarak dan tidak berkerumun dengan banyak orang, memakai masker, dan mencuci tangan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ada Varian Baru Covid-19, Benarkah 'Ngupil' Meningkatkan Risiko Tertular?
Istimewa
Ilustrasi 

Tapi, data awal juga menunjukkan, tidak ada perubahan dalam tingkat keparahan penyakit atau infeksi ulang.

"Otoritas di kedua negara sedang melakukan penyelidikan epidemiologi dan virologi lebih lanjut untuk menilai lebih lanjut penularan, keparahan, risiko infeksi ulang, dan respons antibodi terhadap varian baru ini, serta potensi berdampak pada tindakan penanggulangan, termasuk diagnostik, terapeutik, dan vaksin," imbuh WHO.

WHO minta negara Eropa bekerja ekstra untuk cegah penyebaran varian baru Covid-19

Wujud virus corona baru

Pada 14 Desember lalu, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengungkapkan, para ilmuwan telah mengidentifikasi jenis baru virus corona yang menjadi penyebab lonjakan kasus di Tenggara Inggris.

Menurut Hancock, analisis awal menunjukkan, varian anyar virus corona tersebyr menyebar lebih cepat.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebutkan dalam konferensi pers 19 Desember, jenis baru virus corona 70% lebih menular.

BERITA REKOMENDASI

Tapi, para ahli belum menemukan bukti bahwa mutasi virus itu memiliki risiko yang lebih besar.

Sedang otoritas Afrika Selatan pada 21 Desember mengatakan, penyebab gelombang kedua pandemi di Afrika Selatan adalah virus corona yang bermutasi.

Varian baru virus corona itu terdeteksi di Kota Nelson Mandela Bay, Provinsi Eastern Cape.

Ilmuwan lokal mengatakan, strain anyar tersebut kebanyakan menyerang orang muda.

***


Varian Baru Virus Corona Kembali Landa Dunia, Jepang Umumkan Keadaan Darurat, Sedangkan China Lakukan Lockdown di Kota-kota Besar

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dalam pernyataan persnya yang dikutip dari Kontan.co.id, pada Kamis (7/1/2021), pukul 18.00 waktu Jepang atau pukul 16.00 WIB, memberlakukan kembali state of emergency atau keadaan darurat di sebagian wilayah Jepang, yaitu Tokyo, Kanagawa, Saitama dan Chiba, berlaku tanggal 8 Januari hingga 7 Februari 2021 akibat muncul varian baru kasus Covid-19 yang terus meningkat.

Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi dalam video pesan singkat melalui akun media sosial KBRI Tokyo meminta agar Warga Negara Indonesia (WNI) dapat mematuhi aturan Pemerintah Jepang dalam hal protokol kesehatan maupun kebijakan terkait lainnya, seperti aturan keluar-masuk Jepang.

Penetapan keadaan darurat ini mengimbau masyarakat untuk mengurangi kegiatan luar ruangan yang tidak esensial, kecuali commuting, belanja bahan pokok dan pergi ke fasilitas kesehatan.

Restoran juga diminta untuk tutup pada pukul 20.00 waktu Jepang.

Pemerintah akan memberikan subsidi JPY.60.000 per hari bagi yang mengikuti imbauan.

Perusahaan/tempat kerja diminta menerapkan work from home/remote working hingga 70% pekerjanya.

Tidak seperti state of emergency pertama di bulan April, kali ini pemerintah tidak meminta seluruh sekolah/universitas untuk tutup.

Jepang Terapkan Lagi Keadaan Darurat: Dubes RI Imbau WNI di Jepang untuk Patuhi Aturan

Berdasarkan data KBRI Tokyo, jumlah WNI di kawasan pemberlakuan keadaan darurat sebagai berikut: Tokyo (5.450 orang); Chiba (2.697 orang); Saitama (3.433 orang); dan Kanagawa (4.044 orang), adapun total WNI di Tokyo hingga akhir 2020 sejumlah 66.084 jiwa.

Secara umum di Jepang terdapat lonjakan kasus baru yang menunjukkan terjadinya pandemi gelombang ketiga.

Pada 7 Januari 2021, Tokyo mencatat rekor 2.447 kasus baru (40,7% dari kasus nasional).

Secara nasional Jepang mencatat 7.490 kasus, pertama kalinya kasus nasional di atas angka 7.000.

Adapun angka penyebaran Covid-19 di Jepang sebagai berikut: positif (266.924); meninggal (3.859 atau 1,44% dari total kasus); sembuh (210.451 atau 78,84% dari total kasus).

Dubes Heri juga mengingatkan WNI untuk terus mengenakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga ventilasi ruangan dan menghindari kondisi 3Cs, yaitu closed spaces, crowded places, close conversation.

“Jika teman-teman dalam kondisi darurat segera hubungi hotline darurat KBRI Tokyo,” pesan Dubes Heri Akhmadi.

Jika terpaksa melakukan kegiatan bersama di dalam ruangan atau makan di restoran agar memperhatikan ”Five Keeps” atau “Lima Jaga” yaitu:

(1) Jaga jumlah orang yang makan bersama;

(2) Jaga lamanya waktu makan agar kurang dari 1 jam;

(3) Jaga suara dan tidak berisik;

(4) Jaga pemisahan makanan dan minuman;

(5) Jaga ventilasi dan kebersihan ruangan.

Adapun kontak darurat KBRI Tokyo adalah +818035068612, +818049407419 dan kontak darurat KJRI Osaka adalah +818031131003. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Varian Baru Virus Corona (Covid-19) Kembali Menyerang Dunia, Hentikan 3 Kebiasaan Buruk Ini

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas