Gejala Covid-19 Mirip Flu Banyak Tak Disadari, Analisa Epidemiolog: Picu Penularan Makin Tinggi
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan miripnya gejala covid-19 membuat angka mereka yang terinfeksi virus ini tinggi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Mulai dari Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak minimal 2 meter, Membatasi mobilitas dan interaksi serta Menjauhi keramaian.
"Maskernya kalau sekarang sih yang 2 lapis lah kalau masker kain, kalau bisa pakai masker bedah. Kemudian jaga jarak sekarang minimal dua meter, kalau perlu lebih dari dua meter lebih bagus, karena dua kali lebih protektif," papar Dicky.
Dicky selanjutnya menegaskan bahwa meskipun masker telah dipakai, namun menjaga jarak tetap perlu dilakukan.
"Ini juga kalau pakai masker tidak berarti menghilangkan jaga jaraknya, harus tetap sama dilakukan," tutur Dicky.
Selain itu, tindakan seperti membatasi mobilitas dan interaksi dianggap harus dilakukan karena mobilitas dan interaksi merupakan dua hal yang sama pentingnya untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
"Orang muda bisa mobile, orang tua juga bisa interaksinya tinggi. Itulah sebabnya ya sama-sama harus dijaga, karena dua-duanya berpengaruh dalam memperburuk pandemi," kata Dicky.
Dicky menuturkan, menjauhi dan mencegah keramaian dianggap perlu karena dari keramaian ini akan timbul Super Spreader Event, yang menghas
Bukan Gejala Baru
Baru-baru ini studi para ahli di Imperial College London, Inggris menemukan gejala tambahan terkait infeksi virus corona (Covid-19), yakni nyeri kepala, menggigil, kehilangan nafsu makan dan nyeri otot.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa sebenarnya ini bukan hal yang baru.
Karena gejala yang dialami seseorang yang terinfeksi virus itu memang ditandai demam hingga nyeri otot.
Ini berlaku pada penyakit yang menyerupai influenza.
"Sebetulnya bukan hal baru ya, karena semua jenis infeksi virus itu kalau di surveilans itu ada yang namanya influenza like illness ya, yang ditandai ada demam, ada menggigil, nyeri otot, nyeri kepala, itu sama, semua virus seperti itu," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Jumat (12/2/2021).
Ia kemudian menjelaskan, gejala yang ditimbulkan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19 ini memang nyaris serupa.
Karena virus ini merupakan keluarga dari Corona Virus.
Namun tingkat gejala yang sering timbul pada tiap negara bisa saja berbeda.