WHO Perluas Investigasi Asal Usul Covid-19 Hingga ke Asia Tenggara
WHO mengatakan bahwa 'sangat tidak mungkin' bahwa virus corona (Covid-19) tersebar melalui kebocoran di laboratorium Institut Virologi Wuhan, China.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Pada konferensi pers yang digelar hari Selasa lalu, tim Ilmuwan China 'mempromosikan' teori bahwa virus ini tidak dimulai di China dan mereka menyatakan diakhirinya penelitian pelacakan asal-usul virus tersebut di negara itu.
Selama berbulan-bulan hingga saat ini, pejabat China telah melontarkan teori bahwa virus tersebut mungkin telah diimpor melalui kemasan makanan beku, itu menghubungkan wabah di Beijing dengan penyimpanan rantai dingin.
Seperti yang disampaikan pakar di Komisi Kesehatan Nasional China, Dr. Liang Wannian pada Selasa lalu.
"Tugas tim internasional gabungan akan menetapkan dasar untuk tugas penelusuran asal di tempat lain, oleh karena itu tidak akan terikat ke lokasi manapun," kata Wannian.
Terkait investigasi ini, WHO dan Badan Tata Kelola Kesehatan Global Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi awal untuk memulai penyelidikan terhadap asal-usul Covid-19 pada Mei 2020.
Namun, memilah rincian kunjungan investigasi itu tentunya akan membutuhkan waktu berbulan-bulan, dan China pun menuai kritikan global karena menunda akses tim WHO ke Wuhan.
Pada 6 Januari 2021, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan kritik paling kerasnya terkait partisipasi China dalam penyelidikan tersebut.
Ia mengaku 'sangat kecewa', karena para Ilmuwan WHO ini diketahui telah berjuang untuk mendapatkan izin yang diperlukan untuk memasuki negara itu.
Kendati demikian, begitu para Ilmuwan yang tergabung dalam tim investigasi WHO ini memasuki China pada pertengahan Januari lalu dan menjalani masa karantina selama 14 hari, mereka justru memuji China karena memberikan akses ke setiap situs yang mereka minta untuk dikunjungi.
Satu diantara serangkaian kunjungan pertama mereka ke lokasi itu adalah ke fasilitas penyimpanan rantai dingin, ini berdasar pada asumsi bahwa virus bisa saja dibawa ke China dari tempat lain.
Pada 30 Januari 2021, pejabat China memimpin kunjungan para peneliti ini ke pameran yang memperingati pertempuran awal Wuhan melawan Covid-19 dan penguncian (lockdown) kota itu selama 76 hari untuk menahan laju penyebaran virus.
Tim investigasi WHO juga mengunjungi Pasar Makanan Laut Grosir Huanan, tempat di mana Covid-19 kali pertama terdeteksi.
Kemudian turut mengunjungi Institut Virologi Wuhan, sebuah laboratorium yang selama ini menjadi pusat teori konspirasi.
Teori yang mengklaim bahwa Ilmuwan di laboratorium itulah yang memproduksi virus tersebut, hingga akhirnya bocor dari fasilitas itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.