WHO Perluas Investigasi Asal Usul Covid-19 Hingga ke Asia Tenggara
WHO mengatakan bahwa 'sangat tidak mungkin' bahwa virus corona (Covid-19) tersebar melalui kebocoran di laboratorium Institut Virologi Wuhan, China.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat (AS) pun telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan begitu saja 'meyakini 100 persen' hasil investigasi yang dilaporkan WHO.
Seperti yang disampaikan Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki dalam jumpa pers pada hari Selasa lalu.
"Kami ingin melihat sendiri datanya, kami telah menyatakan keprihatinan kami mengenai perlunya transparansi penuh dan akses dari China dan WHO ke semua informasi mengenai hari-hari awal pandemi," kata Psaki.
Perlu diketahui, sejak awal masa pandemi, WHO telah mendapat kecaman di sejumlah negara termasuk AS karena organisasi itu dituding meyakini asumsi China terkait Covid-19.
Thomas mengatakan temuan WHO mencerminkan perjuangan lembaga tersebut untuk menyeimbangkan antara kepentingan salah satu negara anggotanya yang paling penting dan misinya untuk menemukan bagaimana pandemi ini dimulai.
"WHO terjebak di antara batu dan tempat yang keras. Di satu sisi, WHO bertanggung jawab kepada negara-negara anggotanya, dan dalam hal ini mereka harus mempertimbangkan keinginan China. Tapi di sisi lain, mereka juga mencoba untuk mengungkap kebenaran," pungkas Thomas.