Menkes Prediksi Kedatangan Vaksin akan Terganggu Karena adanya Embargo
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kedatangan Vaksin Covid-19 diprediksi akan terganggu.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kedatangan Vaksin Covid-19 diprediksi akan terganggu.
Hal itu lantaran sejumlah negara mulai menerapkan embargo vaksin.
"Kemungkinan itu bisa mengganggu kedatangan vaksin atau ketersediaan vaksin beberapa bulan ke depan terutama yang berasal dari negara-negara yang melakukan embargo," kata Budi, Jumat, (26/3/2021).
Menurut Budi, Embargo vaksin dilakukan karena terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Eropa dan negara lainnya. Selain di Eropa lonjakan kasus juga terjadi di India, Brazil, dan AS.
"Karena memang terjadi lonjakan kasus di beberapa negara termasuk di india," katanya.
Oleh karena itu kata Budi, saat ini diperlukan kehati-hatian dalam mengontrol laju vaksinasi.
Tujuannya agar tidak terjadi kekosongan vaksin kedepannya.
"Sehingga kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan vaksinnya agar tidak ada kekosongan vaksin nantinya," katanya.
Untuk diketahui sejumlah negara mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Kasus positif harian di Brazil mencapai 90.500 kasus, kasus harian di India mencapai 59 ribu kasus, dan Amerika Serikat 66 ribu kasus.
Baca juga: Masa Kedaluwarsa Vaksin Covid-19, BPOM Sebut Rata-rata 6 Bulan
Untuk diketahui jumlah vaksin yang dimiliki Indonesia mencapai 54 juta dosis. Jumlah tersebut datang secara bertahap.
Vaksin tahap pertama dan kedua dengan total 1,8 juta dosis tiba pada 31 Desember 2020 lalu.
Vaksin tahap ketiga datang pada 12 Januari 2021 sebanyak 15 juta dosis. Vaksin tahap ke empat datang sebanyak 10 juta dosis bahan baku pada 2 Februari 2021.
Lalu, sebanyak 10 juta dosis bahan baku vaksin tahap lima tiba 2 Maret 2021. Vaksin tahap enam tiba sebanyak 1.113.600 dosis pada 8 Maret, dan pada 25 Maret 2021 tiba 16 juta bahan baku dosis.