Ahli: Perlu Genjot Testing Covid-19 untuk Putuskan Kebijakan Mudik hingga Sekolah Tatap Muka
Juru bicara Satgas Covid-19 RS UNS Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto, menilai pemerintah perlu menggenjot testing Covid-19.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Namun, Tonang menyebut jika angka itu masih memasukkan hasil tes antigen negatif.
"Angka yang lebih tepat (jumlah tes) adalah 22.238 dan 24.817."
"Artinya masih jauh di bawah standar minimal. Angka positivitas juga relatif masih tinggi dan belum stabil," ungkap Tonang.
Dengan jumlah testing tersebut, lanjut Tonang, laporan jumlah kasus baru selama sekitar empat pekan terakhir ini, pada kisaran 5 ribu kasus baru per hari.
Tonang menyebut jika hal ini patut dipertanyakan, apakah benar perkembangan kasus Covid-19 sudah menurun.
Padahal sebelumnya sempat mendekati lebih dari 15 ribu tambahan kasus Covid-19 dalam sehari.
"Kalau misalnya jumlah testing sesuai standar, apakah jumlah kasus barunya lebih tinggi? Secara jumlah absolut, sangat mungkin bertambah."
"Tapi tingkat positivitas (positive rate) diharapkan justru turun. Itu yang rasional dan logis," ujarnya.
Baca juga: Wapres Sebut Vaksinasi Covid-19 di MUI Istimewa, Ini Alasannya
Hal ini, lanjut Tonang, pernah terjadi di Indonesia pada bulan Oktober-November 2020.
Walau kapasitas testing masih sedikit di bawah standar, kasus baru memang masih sedikit meningkat, tapi angka positivitas justru menurun.
"Dengan demikian, kita bisa menangkap kecenderungan yang seperti harapan."
"Tapi kemudian kondisi berubah di Desember dan Januari, angka positivitas justru meningkat lagi," ungkap Tonang.
Karena jumlah testing belum cukup, Tonang menyebut menjadi gamang menentukan sikap dan tindak lanjut.
"Mau meyakini sudah rendah, datanya belum representatif."