Di Indonesia, Tiap Jam Rata-Raya 4 Nyawa Melayang akibat Covid-19
Total kasus konfirmasi per hari ini mencapai total 1.641.194 kasus, sedangkan total kasus meninggal 44.594 orang
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo mengingatkan masyarakat untuk bersabar dalam menghadapi pandemi.
Salah satunya menahan diri untuk tidak mudik dalam merayakan hari raya bersama orang tua.
Langkah ini sangat penting dilakukan demi kepentingan yang lebih besar bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Kenapa tidak boleh mudik karena manusia menjadi perantara membawa virus Covid dari satu daerah ke daerah lainnya,” kata Doni dalam siaran pers BNPB, Minggu (25/4/2021).
Doni berharap langkah tersebut dapat diwujudkan oleh setiap individu sehingga potensi kenaikan Covid-19 dapat dihindari.
Baca juga: Mengapa Covid-19 di India Ekstrem? Ini Catatan Dokter Universitas Bradford Inggris
Kenaikan dapat terjadi apabila masyarakat menolak untuk bertindak atau tetap melakukan mudik.
Memutuskan tidak mudik bertujuan untuk menghargai sesama, terlebih orang tua atau sanak saudara di kampung halaman.
“Yang berbahaya adalah mereka yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG),” tambahnya.
Penularan Covid-19 di Indonesia masih terbilang tinggi.
Penularan yang tinggi tersebut membuat beberapa diantaranya meninggal dunia.
Di Indonesia, Covid-19 rata-rata memakan 4 nyawa manusia setiap jamnya.
Berdasarkan perkembangan data per 25 April 2021, pukul 12.00 WIB, tercatat kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 sejumlah 4.402 kasus.
Total kasus konfirmasi per hari ini mencapai total 1.641.194 kasus, sedangkan total kasus meninggal 44.594.
“Terutama saudara-saudara kita yang sudah lanjut usia, kakek, nenek, bahkan orang tua kita.
Jangan sampai kita menjadi pembawa virus mematikan ke kampung halaman pada Lebaran ini,” pungkas Doni.