Varian B1.617 Disebut Lebih Menular, Dokter Spesialis Paru Ungkap Faktanya
Varian corona baru B1.617 diduga menjadi penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di India.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Varian corona baru B1.617 diduga menjadi penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di India.
Pertama kali dideteksi di India akhir tahun 2020 dan memiliki 2 mutasi yaitu E484Q dan L452R.
Namun apakah varian dengan dua mutasi ini memiliki sifat lebih menular?
Baca juga: Mengenal Kartu Pas Bandara yang Dipakai Mafia Karantina Loloskan WNI dari India
Baca juga: BioNTech Percaya Diri Vaksinnya Mampu Tangkis Varian Covid-19 India
Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Erlina Burhan memaparkan, dua mutasi E484Q dan L452R pernah ditemukan di varian lain dan terbukti dapat meningkatkan penularan.
"Namun kemudian belum ada cukup data yang menunjang bahwa hal tersebut juga terjadi pada varian B1.617," ujarnya.
Varian ini juga memiliki 3 varian turunan bernama B1.617.1, B1.617.2, dan B1.617.3 yang belum diketahui implikasinya, seperti misalnya membuat vaksin kurang efektif.
Dua mutasi yang sudah disebutkan juga menyebabkan varian lain dengan mutasi yang sama memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imun, baik dari vaksin maupun dari infeksi sebelumnya.
"Akan tetapi, efeknya di varian B1.617 belum diketahui hal ini juga belum dapat terbukti karena populasi India yang sudah divaksinasi hanya mencapai 10 %," terang doktet di RSUP Persahabatan ini.
Diketahui, varian ini pertama kali dideteksi Oktober 2020 di Inggris dan sudah dilaporkan di sekitar 20 negara, kebanyakan orang yang baru bepergian dari India.