Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Covid-19 Melonjak, Kenali Gejala Virus Corona Varian Delta, Apa Bedanya dengan Flu Biasa?

Agar terhindar dari virus corona varian Delta, kita perlu mengetahui gejala yang ditimbulkan apabila terinfeksi varian Delta.

Editor: Sanusi
zoom-in Kasus Covid-19 Melonjak, Kenali Gejala Virus Corona Varian Delta, Apa Bedanya dengan Flu Biasa?
TRIBUNNEWS/HERUDIN
ilustrasi: Agar terhindar dari virus corona varian Delta, kita perlu mengetahui gejala yang ditimbulkan apabila terinfeksi varian Delta. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus positif Covid-19 terus melonjak, hingga memenuhi daya tampung rumah sakit.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, hampir seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota sudah penuh.

Masyarakat harus lebih waspada lagi dan menjaga protokol kesehatan lebih ketat, terlebih saat ini varian Delta telah menyebar di sejumlah wilayah Indonesia.

Baca juga: Pernyataan Ketua Umum IDI yang Sebut Virus Corona Varian Delta Menular 10 Kali Lebih Cepat

Agar terhindar dari virus corona varian Delta, kita perlu mengetahui gejala yang ditimbulkan apabila terinfeksi varian Delta.

Lantas apa saja gejala virus corona varian Delta?

Berikut ini simak gejala terinfeksi virus corona varian Delta serta bedanya dengan flu dan pilek biasa.

Gejala infeksi varian Delta pada dasarnya mirip dengan infeksi virus asalnya.

Baca juga: Mengenal Virus Corona Varian Delta, Benarkah Bisa Menular Meski Hanya Berpapasan 10 Detik?

BERITA REKOMENDASI

Akan tetapi, varian Delta membuat gejala-gejala tersebut menjadi lebih parah dan lebih sulit ditangani oleh tim medis.

Profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins University Dr Bhakti Hansoti, menyebutkan beberapa gejala terinfeksi virus corona varian Delta.

Berikut beberapa gejala virus corona varian Delta:

- Sakit perut

- Hilangnya selera makan


- Muntah

- Mual

- Nyeri sendi

- Gangguan pendengaran

Kebanyakan pasien yang terinfeksi varian ini membutuhkan perawatan medis di rumah sakit, bahkan memerlukan bantuan oksigen.

Sementara itu, profesor epidemiologi genetika di King's College London, Tim Spector menyebut gejala yang timbul akibat infeksi virus varian Delta terasa seperti flu yang parah.

"Covid sekarang berbeda, dia lebih menyerupai flu yang parah. Orang-orang mungkin berpikir hanya mengalami flu musiman dan mereka tetap pergi ke pesta, kami pikir ini masalah," kata Tim.

Tim juga menjelaskan beberapa gejala yang paling banyak dilaporkan oleh penderita Covid-19 varian Delta, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Beda Gejala Varian Delta dengan Pilek Biasa

Beberapa gejala "klasik" virus corona kurang umum untuk pilek termasuk suhu tinggi serta kehilangan indera perasa dan penciuman.

Pakar kesehatan memperingatkan bahwa jika Anda memiliki gejala-gejala ini, penting untuk melakukan tes PCR dan melakukan isolasi mandiri.

Namun, ada beberapa bukti bahwa varian Delta (varian yang pertama kali diidentifikasi di India, juga disebut B.1.617.2) memiliki gejala yang lebih mirip dengan pilek.

Sakit kepala, sakit tenggorokan, atau pilek bisa menjadi gejala virus corona varian Delta, atau pilek.

Melansir Express data dari studi ZOE, yang dikumpulkan antara Maret dan Mei 2021, menemukan ada enam kelompok gejala utama yang mungkin mengindikasikan Covid-19, bukan hanya pilek atau flu.

Kluster ini meliputi:

1. Seperti flu tanpa demam: Sakit kepala, kehilangan penciuman, nyeri otot, batuk, sakit tenggorokan, nyeri dada, tidak demam.

2. Seperti flu dengan demam: Sakit kepala, kehilangan penciuman, batuk, sakit tenggorokan, suara serak, demam, kehilangan nafsu makan.

3. Gastrointestinal: Sakit kepala, kehilangan penciuman, kehilangan nafsu makan, diare, sakit tenggorokan, nyeri dada, tidak ada batuk.

4. Kluster parah dengan kelelahan: Sakit kepala, kehilangan penciuman, batuk, demam, suara serak, nyeri dada, kelelahan.

5. Kluster yang lebih parah, dengan kebingungan: Sakit kepala, kehilangan penciuman, kehilangan nafsu makan, batuk, demam, suara serak, sakit tenggorokan, nyeri dada, kelelahan, kebingungan, nyeri otot.

6. Kluster yang sangat parah, perut dan pernapasan: Sakit kepala, kehilangan penciuman, kehilangan nafsu makan, batuk, demam, suara serak, sakit tenggorokan, nyeri dada, kelelahan, kebingungan, nyeri otot, sesak napas, diare, sakit perut.

Apa yang harus dilakukan jika terinfeksi varian Delta?

Menurut Dr. Ashish Jha, dekan Brown University School of Public Health, ada lima hal yang harus dilakukan untuk menghadapi varian Delta.

1. Segera dapatkan vaksinasi Covid-19

Jha dengan tegas memperingatkan, varian delta bisa menjadi ancaman, terutama bagi mereka yang belum divaksinasi, termasuk anak-anak.

"Jadi varian Delta sejauh ini merupakan varian virus yang paling menular, yang pernah kita lihat di seluruh pandemi," kata Dr. Jha.

"Ini adalah virus yang sangat, sangat menular. Kabar baiknya, data menunjukkan bahwa, jika Anda telah divaksinasi penuh, Anda bisa terlindungi. Tetapi banyak orang dewasa yang belum divaksin, apalagi anak-anak. Untuk menghadapi varian delta ini, perlu lebih banyak orang yang divaksinasi,” jelasnya.

Jadi, jika Anda telah mendapat kesempatan untuk divaksinasi Covid-19, jangan menundanya dan jangan memilih vaksin. Kecuali, ada indikasi kondisi kesehatan yang tak memungkinkan untuk divaksin.

2. Koordinasi global untuk menghadapi pandemi global

Jha menyebut ada banyak hal yang telah dipelajari tentang pandemi ini dan bagaimana cara mencegahnya.

Dari pandemi ini, ia belajar bahwa vaksin bisa dikembangkan dengan cepat, jika komunitas ilmiah memikirkannya dan bekerja sama.

Sayangnya, keadilan untuk mendapatkan vaksin tampaknya belum dirasakan di seluruh bagian dunia.

“Untuk keluar dari pandemi global, kita tentu harus memiliki lebih banyak koordinasi global. Ketidakadilan harus disingkirkan. Amerika munkin dalam keadaan hebat, tapi banyak bagian dunia yang masih berjuang,” kata Jha.

“Saya pikir salah satu pelajaran penting dari ini adalah, tanpa koordinasi global, sangat sulit untuk melawan pandemi global,” lanjutnya.

3. Dosis tambahan vaksin Covid-19 belum dibutuhkan

Vaksin yang ada saat ini terlihat sangat bagus dan tahan lama, sehingga menurut Jha dosis tambahan belum dibutuhkan tahun ini, termasuk untuk menghadapi varian delta.

“Kita harus memperhatikan data untuk menentukan kapan booster vaksin dibutuhkan. Jika data menunjukkan, bahwa mulai ada lebih banyak infeksi, mungkin booster diperlukan. Tapi sepertinya itu akan mulai pada 2022 atau bahkan lebih,” ujarnya.

4. Menghadapi varian delta dan melewati pandemi dengan aman

Sangat penting menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin untuk membantu mengakhiri pandemi ini.

Di mana pun Anda tinggal - dapatkan vaksinasi secepatnya, kenakan masker wajah yang pas dan berlapis ganda, mencuci tangan, jangan bepergian jika tidak mendesak, jarak sosial, dan hindari kerumunan.

5. Penting untuk mengenali asal-usul virus

Menurut Jha sangat penting bagi komunitas medis di dunia untuk mengetahui asal mula pandemi Covid-19 ini.

Salah satu alasannya, untuk membantu mencegah kasus seperti ini terjadi lagi di masa mendatang.

“Jika ini bersifat zoonosis, maka kita harus menerapkan kebijakan yang sangat berbeda untuk mencoba mencegah hal seperti ini. Jadi saya pikir sangat penting untuk terus mencari tahu terkait hal ini," pungkasnya.

(TribunJakarta.com/Muji)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kasus Covid-19 Kian Melonjak, Kenali Gejala Virus Corona Varian Delta Serta Bedanya dengan Flu Biasa

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas