Jepang Akan Sumbang 2 Juta Vaksin Jadi untuk Indonesia
Indonesia akan menerima sekiranya 2 juta dosis vaksin jadi dari Jepang yang separuhnya akan tiba di awal bulan Juli 2021.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, BARI -- Indonesia akan menerima sekitar 2 juta dosis vaksin jadi dari Jepang yang separuhnya akan tiba di awal bulan Juli 2021.
Kabar ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi usai melakukan pertemuan dengan Menlu Jepang, Toshimutsu Motegi di sela-sela acara Pertemuan Menlu G20, di Bari, Italia, Senin (28/6/2021).
Menlu RI mengatakan komunikasinya dengan Menlu Jepang kali ini terfokus pada isu doses-sharing vaksin.
Baca juga: Tekan Persebaran Covid-19, Pemkot Semarang Tutup 8 Ruas Jalan
"Sebagai hasil dari komunikasi intensif tersebut dan juga kita ulang kembali dalam pertemuan dengan Menlu Jepang tadi maka Jepang akan menyumbangkan sekitar 2 juta dosis vaksin jadi untuk Indonesia," kata Menlu Retno pada konferensi pers, Selasa (29/6/2021).
Sekiranya 1 juta dosis vaksin direncanakan akan tiba pada 1 Juli 2021.
Sementara itu pengiriman kedua menurut rencana akan tiba pada pertengahan Juli 2021.
Dalam pertemuan, Menlu Retno juga menjajagi kerjasama di bidang obat-obatan terapeutik dengan Menlu Motegi.
Baca juga: Upaya Rusia Lawan Lonjakan Covid-19 Saat Asia-Pasifik Perketat Pembatasan
Retno mengatakan dari hasil komunikasi dengan tersebut, Jepang akan segera melihat kemungkinan kerjasama penyediaan obat-obatan terapeutik yang diperlukan Indonesia saat ini.
Selain dengan Menlu Jepang, Menlu Retno juga menyampaikan pentingnya penguatan diplomasi kesehatan dengan Menlu lainnya, termasuk dengan Menlu India, Menlu Brunei Darussalam, Menlu Singapura, dan Menlu Spanyol.
Ia menegaskan program vaksinasi global yang berlangsung saat ini memberikan
secercah harapan untuk keluar dari pandemi.
Baca juga: Bila Positif Covid-19 Segera Lapor, Ahli: Jangan Isolasi Mandiri Diam-diam
Namun harapan tersebut belum merata di seluruh dunia akibat tingginya
kesenjangan vaksin antara negara maju dengan negara berkembang.
Munculnya varian baru, lebih mendorong dunia untuk mempercepat vaksinasi secara equal.
"Indonesia terus mendorong diterapkannya kesetaraan akses vaksin bagi semua negara," ujarnya.