Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala BPOM: Penderita Komorbid Boleh Disuntik Vaksin Moderna

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa vaksin virus corona (Covid-19) Moderna dapat digunakan pada mereka yang memiliki penyakit peny

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kepala BPOM: Penderita Komorbid Boleh Disuntik Vaksin Moderna
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Penny K Lukito - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) 

"Kemarin kami menambah satu lagi jenis vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan Emergency Use Authorization dari badan pom, yaitu Moderna Covid-19 Vaccine," papar Penny.

Perlu diketahui, ini merupakan kali pertama BPOM menerbitkan EUA untuk vaksin Covid-19 yang menggunakan platform mRNA.

Vaksin ini juga diperoleh melalui jalur multilateral yakni fasilitas COVAX yang diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa aliansi lainnya.

"Untuk kali ini saya kira vaksin akan masuk melalui jalur bilateral, bantuan dari Amerika yang disalurkan melalui multilateral yaitu COVAX facility," tutur Penny.

Ia kemudian menjelaskan bahwa vaksin ini aman digunakan pada kelompok usia 18 tahun ke atas.

"Vaksin Moderna ini merupakan vaksin mRNA dengan indikasi penggunaan untuk imunisasi dalam rangka pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas," jelas Penny.

Untuk pemberian vaksinasi menggunakan vaksin ini dilakukan melalui 2 kali injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 ml.

Berita Rekomendasi

Sementara untuk rentang waktu antara pemberian dosis pertama hingga dosis kedua adalah 1 bulan.

"Diberikan secara injeksi intramuskular, dosis 0,5 ml dengan 2 kali penyuntikan, dengan rentang waktu satu bulan," kata Penny.

Sebelumnya, hingga bulan Juni lalu, BPOM telah menerbitkan EUA untuk 4 jenis vaksin Covid-19, yaitu Coronavac dari Sinovac Life Sciences Co., Ltd, kemudian vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi pelat merah PT Bio Farma dari 'bulk' yang didapatkan dari Sinovac.

Lalu AstraZeneca yang diproduksi oleh fasilitas COVAX, serta Sinopharm yang diperoleh dari Beijing Bio-Institute Biological Products Co Ltd.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas