Survei LSI: Mayoritas Masyarakat Indonesia Minta Pemerintah Setop PSBB
Mayoritas masyarakat Indonesia meminta pemerintah segera menghentikan kebijakan-kebijakan seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayoritas masyarakat Indonesia meminta pemerintah segera menghentikan kebijakan-kebijakan seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Demikian terlihat dari temuan survei nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Tercatat, ada 57 persen responden yang meminta pemerintah menghentikan kebijakan PSBB.
"Mayoritas 57,1 persen merasa PSBB sudah cukup dan bisa dihentikan agar ekonomi segera jalan," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparannya, Minggu (18/7/2021).
Ia menuturkan hanya 38,8 persen responden yang menilai sebaiknya PSBB dilanjutkan agar penyebaran virus Covid-19 bisa diatasi.
Sedangkan, 4,1 persen responden memilih tidak menjawab.
Baca juga: Sukseskan Penanganan Covid-19, Ikatan Istri Partai Golkar Gelar Vaksinasi Bagi Masyarakat Umum
"Jadi ini persoalan antara ekonomi dan kesehatan," katanya.
Sebagai catatan, survei LSI menggunakan metode survei simple random sampling dengan margin of eror +/- 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun sampel dari survei ini berjumlah 1.200 responden
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Sebaliknya, survei digelar pada 20-25 Juni 2021 lalu.
Genjot vaksinasi di tiga provinsi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta program vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), dan Banten menjadi prioritas untuk mengejar herd immunity.
Tiga provinsi tersebut menurutnya perlu diprioritaskan karena tingkat vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat di tiga wilayah tersebut tergolong rendah dibandingkan provinsi lainnya.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat Ratas Evaluasi PPKM Darurat di Istana Merdeka pada Jumat (16/7/2021) dalam unggahan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (17/7/2021).