Tim Reaksi Cepat RSDC Wisma Atlet Kemayoran Berhasil Urai Masalah Kepadatan Pasien
Keberadaan Tim Reaksi Cepat ini sukses mengurai berbagai permasalahan sehingga pelayanan terhadap pasien Covid-19 tetap optimal.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepadatan pasien Covid-19 menjadi masalah di semua rumah sakit di Indonesia dalam sebulan terakhir ini. Tak ingin pasien tak terlayani, manajemen Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran membentuk Tim Reaksi Cepat.
Keberadaan Tim Reaksi Cepat ini sukses mengurai berbagai permasalahan sehingga pelayanan terhadap pasien Covid-19 tetap optimal.
Pembentukan Tim Reaksi Cepat RSDC Wisma Atlet Kemayoran berlangsung pada pertengahan Juni 2021.
Kala itu jumlah pasien meningkat dan datang pada saat bersamaan sehingga terjadi penumpukan pasien dibagian pendaftaran dan UGD.
“Kami meresponnya dengan membentuk Tim Reaksi Cepat untuk mengatasi berbagai masalah. Tujuan utamanya agar pelayanan terhadap pasien Covid-19 tetap optimal dan cepat karena ini menyangkut keselamatan pasien,” kata Mayjen TNI Tugas Ratmono, Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran kepada wartawan di Jakarta, 19 Juli 2021.
Baca juga: Update Corona 19 Juli: Tak Cuma Rekor Nasional, Tambahan Kasus Kematian Indonesia Tertinggi di Dunia
Sebelumnya RSDC Wisma Atlet Kemayoran sudah memiliki sistem yang terintegrasi berbasis teknologi digital dan tersambung ke fasilitas Kesehatan terutama di Jabodetabek. Dengan sistem ini pasien diatur kedatangannya untuk mencegah penumpukan di bagian pendaftaran dan UGD.
Namun dalam situasi peningkatan kasus secara cepat, pasien datang dalam waktu bersamaan. Karakteristik pasien yang datang juga berbeda dari sebelumnya mengingat kini banyak pasien datang dengan gejala berat.
“Pernah memang pasien datang bersamaan. Kita urai secepatnya dan dalam waktu tak lebih dari sepuluh menit masalah tumpukan pasien bisa diurai. Dari situlah kita bentuk Tim Reaksi Cepat,” kata Mayjen Tugas Ratmono yang juga Kepala Pusat Kesehatan TNI ini.
“Pada saat itu memang dibutuhkan kecepatan tinggi untuk mengatasi berbagai masalah. Permasalahan harus segera diuraikan biar tidak membesar dan segera tuntas. Ini menyangkut keselamatan pasien sehingga apapun harus kita lakukan,” tambah dokter militer asal Kebumen Jawa Tengah.
Mayjen Tugas menyatakan salah satu permasalahan utama dalam situasi kepadatan pasien pada Juni-Juli 2021 adalah keberadaan tabung oksigen. Informasi dari Tim Reaksi Cepat, membuat RSDC Wisma Atlet Kemayoran bergerak cepat untuk mendapatkan tabung-tabung oksigen ukuran kecil yang dibutuhkan pasien. Demikian juga kebutuhan obat-obatan dan jumlah ruangan yang diperlukan.
“Ini karena pasien yang datang banyak yang bergejala berat. Tim Rekasi Cepat ini menjadi mata dan telinga di situasi puncak kepadatan pasien sehingga kita bisa mengambil kebijakan penanganan dengan cepat. Masalah tabung oksigen, obat-obatan, dan jumlah bed yang dibutuhkan,” tutur Mayjen Tugas, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 1990.
Tim Reaksi Cepat terdiri dari petugas kesehatan gabungan dari TNI, Polri, dan sipil. Tim Reaksi Cepat dipimpin Letkol dr. Yugo Irianto, Sp.An selaku Koordintor Lapangan RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Baca juga: Angka Kematian Harian Covid-19 Indonesia Catat Rekor Baru Tambah 1.338 Kasus, Tertinggi Jawa Timur
Tim Reaksi Cepat hingga kini masih bekerja dan terus disiagakan. “Melihat pengalaman sebelumnya situasi kadang muncul secara tak terduga. Kita harus senantiasa memiliki kesiapan menghadapi berbagai kemungkinan termasuk kemungkinan terburuk,” tandas Mayjen Tugas.
Puncak kepadatan pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terjadi pada 29 Juni 2021 yaitu sebanyak 7.216 pasien. Setelahnya dengan segala penanganan termasuk upaya meningkatkan kesembuhan, jumlah pasien mengalami penurunan. Kini pada 19 Juli 2021, jumlah pasien sebanyak 5.796 pasien.
“Hari ini angka huniannya 73,42 persen dan tingkat kesembuhan 92,51 persen,” kata Mayjen Tugas Ratmono.
Dalam kesempatan itu Mayjen Tugas Ratmono mengingatkan semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya varian Delta terbukti lebih infeksius dari varian sebelumnya dan kemungkinan muncul varian baru perlu terus diwaspadai.
“Cara terbaik adalah disiplin protokol kesehatan dari setiap orang. Dari pemerintah sendiri upaya vaksinasi dipercepat agar tercapai kekebalan kelompok,” terangnya.
Sementara itu Letkol dr. Yugo Irianto, Sp.An, Koordinator Lapangan RSDC Wisma Atlet Kemayoran sekaligus sebagai Ketua Tim Reaksi Cepat menyatakan anggota Tim Reaksi Cepat berjumlah 20 personel. Mereka berasal dari TNI, Polri, dan sipil.
“Tim Reaksi Cepat dibentuk atas perintah langsung Bapak Kapuskes TNI Mayjen Tugas Ratmono sebagai Koordintor RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Tim ini diperintahkan untuk mengatasi berbagai permasalahan secara cepat, tentu dengan berkoordinasi dengan semua tim di RSDC Wisma Atlet Kemayoran,” kata Letkol Yugo Irianto.
Ia menyatakan rasa terima kasih pada semua tim dan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran yang telah bekerja sama untuk merawat pasien. “Tentu kolaborasi dari semua pihak menjadi hal terpenting,” tambah Letkol Yugo Irianto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.