Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebaran 38.325 Kasus Harian Covid-19: Jawa Barat Terbanyak Disusul Jakarta dan Jawa Timur

Terdapat 6.928 kasus di Jabar, melebihi DKI Jakarta yang duduk di peringkat kedua dengan 6.213 kasus.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Sebaran 38.325 Kasus Harian Covid-19: Jawa Barat Terbanyak Disusul Jakarta dan Jawa Timur
Twitter BNPB
Update Covid-19 di Indonesia, Selasa (20/7/2021), kasus positif bertambah 38.325, 29.791 Sembuh, 1.280 jiwa meninggal. Total Kasus 2.950.058. 

Gorontalo: 22 kasus

Lonjakan kasus covid di mata Imam Prasodjo

Laju penularan Covid-19 yang meningkat tajam cukup meresahkan. Tidak hanya Indonesia, virus mewabah menjadi masalah seluruh dunia. 

Hal ini menjadi kekhawatiran dari Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo. Menurutnya saat ini Indonesia belum bisa beradaptasi dengan situasi Pandemi Covid-19. 

Jika hal ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi episentrum dari pandemi Covid-19. 

"Ini menjadi pertanyaan besar, kalau kita tidak mampu untuk melakukan adaptasi, maka bisa jadi Indonesia menjadi wilayah episentrum (Covid-19)," kata Imam, dalam webinar Alinea.id , Senin (19/7/2021).

Imam menyebutkan jika masih banyak masyarakat yang tak patuh pada protokol kesehatan. Sebagian masyarakat tidak percaya pada kajian keilmuan atau hal-hal yang bersifat saintifik.

Berita Rekomendasi

"Bahkan jangan-jangan di dalam negara itu episentrumnya akan mengerucut di wilayah-wilayah tertentu yang disiplinnya itu paling rendah, orangnya paling tidak saintifik, paling tidak percaya pada kajian-kajian ilmiah, kajian-kajian keilmuan," kata Imam lagi. 

Baca juga: Studi Terbaru: Jumlah Kematian di India selama Pandemi Covid-19 Bisa Lebih dari 4 Juta

Baca juga: China Laporkan Lonjakan Kasus Baru Covid-19 di Yunnan Perbatasannya dengan Myanmar

Tidak hanya itu, kondisi ini, kata Imam ditambah dengan masyarakat yang tidak menjalankan protokol kesehatan dan enggan lakukan vaksinasi. 

Ilustrasi virus corona. Studi dari Harvard Medical School menyatakan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) kemungkinan sudah ada dan menyebar di China sejak Agustus 2019.
Ilustrasi virus corona. Studi dari Harvard Medical School menyatakan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) kemungkinan sudah ada dan menyebar di China sejak Agustus 2019. (Pixabay/Tumisu)

Situasi diperburuk dengan Indonesia yang belum terbebas dengan masalah kemiskinan, stunting, daya tahan tubuh yang rendah. 

Baca juga: Relawan Jemput Mayat dari Rumah ke Rumah, Myanmar Diprediksi Jadi Negara Penyebar Tercepat Covid-19

Selain itu, banyak pekerjaan rumah yang mesti dilakukan Indonesia. Misalnya seperti penyediaan vaksin. Negara saat ini belum bisa menyediakan vaksin secara mandiri. Pengadaan vaksinasi masih bergantung pada negara lain. 

Ia pun merincikan beberapa negara yang sempat menghadapi lonjakan kasus infeksi namun diprediksi dapat ditangani. Misalnya Amerika, Eropa dan India.

"Ada kemungkinan Amerika bertahan. Eropa juga seperti itu. Di Asia, memadai tiga negara. India kemudian bisa mengontrol. Apa lagi India bisa memproduksi vaksin sendiri. Indonesia prilaku paling parah, vaksin masih tergantjng dan ketahanan tubuh relatif rendah," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas