Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UPDATE COVID-19 di Indonesia: Kasus Positif Bertambah 47.791, Kematian 1.824, dan yang Sembuh 43.856

Pemerintah melakukan pemutakhiran data terbaru terkait penambahan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia pada Rabu (28/7/2021).

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in UPDATE COVID-19 di Indonesia: Kasus Positif Bertambah 47.791, Kematian 1.824, dan yang Sembuh 43.856
Shutterstock
Ilustrasi varian virus Corona Delta. 

"Pemahaman kami terkait varian di kategori ini berkembang dengan cepat dan karena itu isinya bisa ditambah atau dikurangi begitu saja. Karena itu juga WHO tidak memberi label khusus," tulis WHO dalam situs resminya.

Sementara itu dikabarkan ada varian baru delta berkode AY.1 atau lazim disebut 'Delta Plus'. Varian ini terdeteksi sudah tersebar di beberapa kota di Indonesia di antaranya Mamuju dan Jambi.

Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) varian 'Delta Plus' masuk ke dalam variant of concern (VoC). 'Varian Delta Plus' sudah diidentifikasi di 11 negara, termasuk Amerika Serikat. Professor of Molecular Immunology and Virology, Institute of Medical Sciences, Banaras Hindu University, Sunit K Singh menjelaskan mutasi yang terdapat dalam varian 'Delta Plus' adalah K417N. Mutasi yang juga ditemukan dalam varian Beta.

Dikutip dari Hindustan Times, pakar virologi India menilai gejala varian Delta Plus tidak memiliki perbedaan signifikan dengan varian Delta dan varian Beta (B1351).

"Varian Beta dengan mutasi ini telah menunjukkan kemampuan untuk lolos dari antibodi yang diberikan oleh vaksinasi COVID, setidaknya sampai batas tertentu. Dengan kata lain, ada kemungkinan vaksin COVID-19 tidak akan melindungi dari mutasi ini secara efektif," kata Sunit.

Pemerintah diminta pantau pasien isoman

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar memantau pasien isoman untuk menekan angka kematian.

Berita Rekomendasi

"Pasien bergejala ringan dan sedang diminta  melakukan isoman karena faskes dan rumah sakit tidak mampu menampung. Implikasinya, pemerintah harus memantau pasien isoman dengan cermat, termasuk menyediakan konsultasi dokter,  obat-obatan dan asupan bergizi.  Kurangnya pantauan dan dampingan  membuat jumlah kematian pasien isoman meningkat," ujar Netty, kepada wartawan, Rabu (28/7/2021).

Netty menyesalkan penanganan pandemi  dari aspek kesehatan yang masih kedodoran. "Angka  testing dan tracing terus menurun, sementara postivity rate  lebih  tinggi dari standar  WHO.  Kasus  baru  bertambah 45.203. Dan hingga 18 Juli 2021,  tercatat  180 daerah berstatus zona merah," paparnya.

Dari aspek ekonomi, kata Netty, pemerintah belum efektif melakukan upaya pemulihan, antara lain ditandai  dengan adanya  19,10 juta orang  usia kerja atau 9,30 persen yang terdampak Covid-19. 

Baca juga: Kemensos Persilakan Masyarakat Lapor Jika Ada Penyelewengan Bansos Covid-19

"Pertumbuhan ekonomi masih melambat,  jumlah pengangguran dan   masyarakat miskin akibat terdampak pandemi meningkat. Sayangnya pemerintah gagap merespon kondisi ini sehingga  bansos dengan jumlah kecil pun terlambat dicairkan," jelasnya.

Terkait penanganan pasien isoman, menurut Netty, seharusnya tersedia tenaga pendamping untuk memantau perkembangan gejala. 

"Seharusnya pemerintah dapat menggalang tenaga relawan melalui kolaborasi dengan ormas atau komunitas masyarakat."

Telemedicine untuk memantau pasien isoman, katanya, dapat digunakan sebagai alternatif solusi. Namun, teknologi ini belum sepenuhnya efektif mengatasi problem pasien isoman, sebab  tidak semua lapisan masyarakat tahu, paham dan memiliki akses  telemedicine.

Oleh karena itu, lanjut Netty,  Pemerintah harus menggencarkan sosialisasi telemedicine dan memudahkan aksesnya agar menjangkau semua lapisan masyarakat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas