Sejumlah Ilmuwan Prediksi Setiap Tahun Akan Ada Puluhan Ribu Kematian Akibat Covid-19 di Inggris
Ilmuwan medis Inggris berpendapat negara tersebut kemungkinan akan mengalami 'puluhan ribu' kematian akibat virus corona atau Covid-19.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Ilmuwan medis Inggris berpendapat negara tersebut kemungkinan akan mengalami 'puluhan ribu' kematian akibat virus corona atau Covid-19 setiap memasuki musim dingin.
Hal itu karena dalam waktu dekat, penyakit itu kemungkinan besar akan bergabung dengan virus musiman lainnya, termasuk influenza.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (1/8/2021), Profesor Adam Finn dari Universitas Bristol mengatakan warga Inggris akan menghadapi masalah dalam waktu yang lama dengan Covid-19.
"Virus itu telah menunjukkan 'dirinya' secara genetik lebih gesit daripada yang kita duga, meskipun tidak sebanyak virus influenza. Saya mengira Covid-19 akan menjadi masalah berkelanjutan untuk beberapa waktu, dengan jumlah kematian tahunan mencapai ribuan bahkan mungkin puluhan ribu," kata Prof Finn.
Di sisi lain, ia menyebut virus tersebut tidak akan menjadi sesuatu yang dapat 'memusnahkan' masyarakat.
Menurutnya, pemerintah Inggris dapat mengurangi masalah yang ditimbulkan virus ini, satu di antaranya melalui penggunaan vaksin secara cermat.
Baca juga: Respons Menteri PPPA Soal Perlindungan Terhadap Anak yang Kehilangan Orangtua Karena Covid-19
Hal senada juga disampaikan Direktur Institut Rosalind Franklin di Oxford, Profesor James Naismith yang mengatakan bahwa orang-orang di Inggris tidak akan kembali melihat Covid-19 menyebar 'seperti api'.
"Karena akan ada kekebalan komunal (herd immunity) yang cukup dalam populasi negara ini untuk memastikan tubuh mereka tidak akan mudah tertular virus tersebut seperti sebelumnya," kata Prof Naismith.
Namun, ia memperingatkan Inggris akan memiliki gelombang penyakit yang mirip dengan flu, yang juga bersifat 'membunuh'.
"Masalahnya adalah, berapa banyak? Itu sulit untuk diukur. Namun jika anda melihat kematian akibat Covid-19 saat ini, ini terjadi sekitar 100 orang per hari. Jadi gelombang yang membunuh beberapa ribu ini tampaknya merupakan ukuran yang masuk akal dari apa yang mungkin kita duga akan muncul selama musim dingin mendatang dan menyebabkan puluhan ribu kematian per tahun," ujar Prof Naismith.
Baca juga: Panglima TNI Salurkan Bantuan Laptop untuk Tracer Digital Covid-19 di Jawa Timur
Kekhawatirannya pun turut dibenarkan Profesor Martin Hibberd dari London School of Hygiene and Tropical Medicine yang memperkirakan orang mungkin berada pada titik balik dalam menghadapi Covid-19 di Inggris.
"Mereka harus hidup dengan penyakit jahat baru yang akan terus menimbulkan masalah, meskipun hampir 72 persen orang Inggris telah divaksinasi. Saya pikir kita dapat menggunakan influenza sebagai contoh di sini, kita memiliki vaksin untuk influenza, namun kita mungkin masih akan mengalami rata-rata 20.000 kematian per tahun di Inggris," kata Prof Hibberd.
Sementara itu, Profesor Jonathan Ball dari Universitas Nottingham tampak tidak terlalu pesimis.
Ia menduga jumlah kematian akibat Covid-19 akan menurun seiring waktu, karena kekebalan populasi terhadap penyakit tidak hanya meningkat, tapi juga akan meluas.
"Ini bukan untuk menyatakan bahwa kita tidak akan memiliki angka kematian setiap tahunnya, namun untuk menyatakan bahwa prediksi akan adanya kematian mencapai ribuan itu adalah pernyataan yang terlalu pesimis. Saya pikir jumlah penyakit parah akan berkurang seiring waktu, karena paparan terus-menerus terhadap virus akan meningkatkan kekebalan secara alami," kata Prof Ball.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit Thailand Gunakan Kontainer untuk Simpan Mayat
Sebelumnya pada bulan lalu, tingkat kematian akibat Covid-19 di Inggris mendekati angka tiga kali lipat pada 19 Juli 2021, tepat saat negara itu mencabut aturan sistem pembatasannya.
Menurut data Covid-19 terbaru yang dirilis oleh pemerintah Inggris, jumlah kasus yang dikonfirmasi terjadi di wilayah tersebut telah melonjak menjadi 5,8 juta, dengan mencatat 129.654 kematian pada hari Sabtu kemarin.