Dirut Bukit Asam Tidak Ragu PHK Karyawan yang Menolak Divaksin
Ia enggan merinci jumlah karyawan yang menolak divaksin, namun melalui komunikasi akhirnya karyawan tersebut menerima
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk Suryo Eko Hadianto mengatakan vaksinasi menjadi hal penting dalam menjaga operasional perusahaan.
Pihaknya bahkan tidak ragu memberikan sanksi bagi karyawan yang menolak untuk divaksin.
"Kami cukup keras memberi punishment PHK kalau ada karyawan menolak divaksin. Jawaban dari mereka cukup sulit karena persoalan keyakinan.
Kami gunakan pendekatan spiritual, ujungnya tidak ada satupun yang tidak mau divaksin," tutur Suryo dalam wawancara dengan Tribun, Rabu (11/8/2021).
Ia enggan merinci jumlah karyawan yang menolak divaksin, namun melalui komunikasi akhirnya karyawan tersebut menerima.
"Karena tujuan kami buat aturan yang keras untuk membawa mereka selamat," lanjutnya.
Baca juga: Langkah KSAD Hapus Tes Keperawanan dalam Proses Rekrutmen Kowad Dinilai Positif
Suryo menegaskan bahwa vaksin tidak hanya menyelamatkan diri sendiri tetapi bentuk tanggung jawab sosial kepada mitra kita dan SGDs kegiatan bisnis perusahaan.
"Saya kebayang kalau ada yang tidak mau divaksin maka kegiatan tambang kita berpotensi ditutup. Mau menambang di mana lagi kita," tukasnya.
Ia menceritakan perusahaan tambang yang satu grup di MIND ID yaitu Freeport sempat ditutup operasional tambangnya akibat salah satu karyawan terkena Covid-19.
Sebagai pemimpin di Bukit Asam, Suryo mengaku tidak ingin hal itu terjadi karena masalah ketidakpatuhan.
"Kami sepakat jangan sampai tambang Bukit Asam ditutup karena kasus Covid-19. Ini dilakukan secara masif dalam upaya menjaga protokol kesehatan. Kita biasa lingkungan kerja yang keras. Yang saya salut teman-teman mau diajak untuk patuh prokes," pungkasnya.
Ia menegaskan Bukit Asam betul-betul ketat menerapkan protokol kesehatan karena hal itu menjadi kesadaran komunal.