Riset Johns Hopkins University Tunjukkan 33 Persen Masyarakat Berusaha Peroleh Vaksin Covid-19
Seiring berjalannya program vaksin covid-19, ternyata ada sebagian masyarakat yang terkendala saat ingin melakukan vaksin.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksin Covid-19 memang bukan satu-satunya jalan membantu mengatasi penularan. Namun, vaksin punya peranan penting dalam pencegahan.
Selain untuk melindungi diri sendiri, tapi juga dapat melindungi mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Terlebih lagi pada orang-orang yang mempunyai komorbid.
Seiring berjalannya program vaksin, ternyata ada sebagian masyarakat yang terkendala saat ingin melakukan vaksin.
Hal ini terungkap dari penelitian Johns Hopkins University dengan menggunakan responden dari 100 negara dunia.
Nyatanya di Indonesian, dalam lima bulan terakhir, keinginan mereka yang ingin divaksin semakin bertambah. Sayangnya, sebesar 33 persen di bulan September ini mereka masih berusaha mendapatkan vaksin.
"Sekitar 33 persen dari responden belum divaksin, namun ingin mencoba mendapakn vaksin, its good think," papar perwakilan Communication Science dan Research Jhons Hopkins Douglas Storey, dalam seminar virtual, Rabu (13/10/2021).
Baca juga: Penelitian Sebut 44 Persen Lansia Tak Mau Divaksin
Di sisi lain, penelitian ini mengungkapkan beberapa hambatan yang menyebabkan sebagian masyarakat mencoba mendapatkan vaksin.
"Sekitar 19 persen tidak bisa mendapat janji waktu vaksin. Selain itu 19 persen kesulitan meninggalkan pekerjaan. Dan, 17 persen tidak memenuhi syarat," kata Douglas lagi.
Kesulitan menuju tempat vaksin karena minimnya transportasi pun juga memengaruhi hingga 14 persen.
Ada pula yang tidak bisa memilih jenis vaksin yang diinginkan yaitu sebesar 9 persen.
Oleh karenanya kata Douglas penting sekali untuk mengatasi hal tersebut. Yaitu dimulai dari peraturan dan perubahan akses dan suplai vaksin.