Disebut Pimpinan KPK Pernah Ikut Raker, Giri Suprapdiono: Sikap Antikritik
Rapat kerja (raker) pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta menuai kritikan dari sejumlah mantan pegawai.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat kerja (raker) pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta menuai kritikan dari sejumlah mantan pegawai.
Namun alih-alih menjawab protes, pimpinan KPK menyebut beberapa eks pegawai yang mengkritik justru pernah mengikuti raker serupa pada masa kepimpinan komisioner terdahulu.
Sebut saja mantan Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Giri Suprapdiono.
Merespons hal demikian, Giri mengatakan sikap pimpinan KPK antikritik.
Pasalnya, raker di salah satu hotel bintang 5 itu dinilainya tidak etis.
Raker dilakukan saat pandemi Covid-19 dan ekonomi masyarakat sedang sulit.
Baca juga: Geledah Sejumlah Tempat di Tabanan Bali, KPK Sudah Kantongi Tersangka Kasus Suap DID
"Pergeseran nilai KPK bukan sekadar raker dinas yang berlebihan dan terkesan menghabiskan APBN jelang akhir tahun, namun hal lain seperti permintaan mobil dinas pejabat KPK, kenaikan gaji pimpinan, pembiayaan narasumber KPK dari anggaran pihak pengundang, sikap antikritik dan sebagainya. Biaya kegiatan tersebut uang rakyat, pertanggungjawabannya berat," kata Giri kepada Tribunnews.com, Kamis (28/10/2021).
Sewaktu Giri dan 57 pegawai lainnya masih bekerja di KPK, mereka konsisten mengkritik pergeseran nilai tersebut.
Namun, ia menduga pimpinan tak suka dengan sikap itu, lantas menyingkirkan mereka lewat tes wawasan kebangsaan (TWK).
Ia kembali menyebut bahwa raker di hotel bintang 5 ialah bentuk pemborosan.
Baca juga: KPK Periksa Bupati Lampung Utara Budi Utomo
Terlebih, saat ini KPK di bawah komando Firli Bahuri Cs minim prestasi.
"Raker di hotel bintang lima lengkap dengan kegiatan yang mengada-ada adalah pemborosan keuangan. KPK juga miskin prestasi saat ini, kepercayaan masyarakat menurun drastis, pimpinan dan pegawai terbukti melanggar berat etika, bahkan ada yang terbukti pidana," kata Giri.
Makanya, dalih raker untuk penyesuaian struktur kelembagaan, disebutnya hanya argumen dangkal.
"Karena di saat yang sama mereka merusak kekompakan dan kesatuan KPK melalui polemik TWK dan program yang kontroversial," ujar Giri.
Baca juga: KPK Selisik Pembagian Fee dari Para Pengusaha ke Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron membalas kritik raker di hotel bintang 5 dengan menyebut ada bekas pegawai juga ikut kegiatan serupa di tahun sebelumnya.
Ghufron lalu menyebut nama-nama eks pegawai KPK yang pernah mengikuti agenda serupa sebelumnya.
Di antaranya Giri Suprapdiono, Sujanarko, dan mantan juru bicara KPK Febri Diansyah.
"Semuanya diikuti oleh struktur. Misalnya Pak Giri dulu Deputi Direktur Dikmas mereka juga ikut, Pak Koko (Sujanarko) juga ikut, Mas Febri sebagai Karo Humas juga ikut," kata Ghufron di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, Kamis (28/10/2021).