Tingkat Keparahan Varian Omicron Dibandingkan Mutasi Lain Masih Belum Diketahui, Tetap Jaga Prokes
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan tentang varian baru yaitu Omicron.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan tentang varian baru yaitu Omicron.
Pada Minggu (28/11/2021) WHO mengeluarkan pernyataan jika belum ada kejelasan apakah Omicron lebih menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lainnya.
Baca juga: Muncul Omicron, Mutasi Baru Covid-19, Benarkah Lebih Menular dari Delta? Ini Ulasan Pakar dan WHO
Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Covid-19 Varian Omicron, dari Tingkat Keparahan hingga Kemanjuran Vaksin
"Ahli epidomolig Afrika Selatan belum cukup data yang dikumpulkan untuk menentukan implikasi klinis Omicron dengan varian lain," ungkapnya pada konferensi pers virtual.
Reisa mengunakan jika para ahli akan menyediakan informasi yang cukup banyak dalam beberapa hari atau beberapa minggu mendatang.
Sambil menunggu para peneliti dunia dalam mempelajari mutasi Omicron WHO menyarankan kepada seluruh warga untuk melindungi diri. Dan juga keluarga dan orang- orang tercinta.
Caranya dengan memutus penyebaran Covid-19. Caranya menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berkerumun dan membatasi mobilitas dengan selektif bepergian.
"Dan jangan lupa ada tambahan nih. Perhatikan ventilasi dalam ruangan. Sanitasi dan kebersihan harus dijaga. Jangan memaksakan untuk keluar rumah apa bila anda merasa sakit," katanya lagi.
Pastikan tetap di rumah dan segera lakukan tes.
Apa bila hasil positif, namun gejala ringan segera lakukan isolasi mandiri secara benar yang akan mempercepat penyembuhan.
Benarkah Lebih Ringan Dari Varian Delta?
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tidak memungkiri bahwa perhatian dunia, termasuk Indonesia kini berfokus pada varian baru virus corona (Covid-19) 'omicron'.
Varian yang kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan ini dianggap sebagai varian yang berbahaya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memasukkan varian ini ke dalam kategori varian yang menjadi perhatian atau Variant of Concern (VoC), meskipun saat ini penelitian masih dilakukan terhadap omicron.
Budi Gunadi menjelaskan bahwa varian ini diduga lebih cepat menular dan menurunkan antibodi dari infeksi maupun vaksinasi.