Joki Vaksin Covid di Pinrang Disuntik 16 Kali, Apa Dampaknya Pada Tubuh? Ini Penjelasan Komnas KIPI
Seorang pria di Pinrang Sulawesi Selatan telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 sebanyak 16 kali.Apa dampaknya? Benarkah punya antibodi kuat?
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seorang pria di Pinrang Sulawesi Selatan telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 sebanyak 16 kali.
Pria yang bernama Abdul Rohim ini mengaku menjadi joki vaksin demi mendapatkan uang ratusan ribu.
Lalu, bagaimana dampaknya dan apakah yang bersangkutan memiliki antibodi yang sangat kuat terhadap Covid-19.
Baca juga: 5 FAKTA Joki Vaksin di Pinrang Mengaku Disuntik 17 Kali, Dibayar Rp800 Ribu hingga Diduga ODGJ
Baca juga: VIRAL Pria di Pinrang Mengaku Joki Vaksin, Sudah Disuntik 16 Kali & Dapat Uang, Polisi Turun Tangan
Berikut penjelasan Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hinky Hindra Irawan Satari.
Ia mengatakan, pemberian suntikan vaksin berulang kali tidak memiliki efek samping atau dampak yang membahayakan.
Terlebih dalam video berdurasi 31 detik itu, pria berkaos oblong itu tampak sehat.
Meski demikian hal itu tidak perlu dilakukan.
"Tidak ada dampak atau efek sampingnya, seperti yang terlihat pada orang yang disuntikkan itu, sehat walafiat, jadi tidak berbahaya, namun tidak perlu," kata dia saat dikonfirmasi, Rabu (22/12/2021).
Sementara itu terkait pembentukan antibodi, penyuntikan belasan kali yang dilakukan tidak membuat seseorang tersebut menjadi kuat terhadap paparan Covid-19.
Pasalnya, antibodi yang sebelumnya terbentuk dari dua suntikan awal akan dinetralkan oleh vaksin yang disuntikan berikutnya.
"Antibodi yang terbentuk sesuai dengan respons tubuh, pasti akan terbentuk, bila masih tinggi, maka suntikan vaksin berikutnya akan dinetralkan oleh antibodi yang masih ada, hasil vaksinasi sebelumnya," jelasnya.
Ia pun menjelaskan, meski ada laporan yang memperlihatkan setelah dua kali disuntik Sinovac dan dibooster dengan AstraZeneca akan juga memberikan kekebalan.
Namun berapa lama antibodi bertahan, masih harus diamati.
"Pada yang bersangkutan, jadwal vaskinasi tidak sesuai dengan uji klinik, maka kekebalan yang didapat tidak dapat kita ramalkan," imbuhnya Prof Hindra.
Ia menilai, fenomena adanya joki vaksin ini menandakan masih banyak masyarakat yang belum teredukasi dengan baik perihal manfaat vaksinasi.
Masyarakat masih meragukan keamanan vaksin yang disediakan pemerintah serta hoak yang turut menjadi alasan masyarakat takut disuntik vaksin.
"Masyarakat harus teredukasi dan paham manfaat imunisasi. Vaksin itu tidak berbahaya, bahkan bila sampai 16 kalipun tidak berbahaya, jadi jangan takut terhadap vaksin, namun harus takut kepada Covid-19," pesannya.
Diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Polres Pinrang terus mendalami video pengakuan pria itu.