Ada 318 Kasus Omicron di Indonesia, Kemenkes: Mayoritas dari Turki dan Arab Saudi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga Sabtu (8/1/2022) total kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia sebanyak 318 orang.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hingga Sabtu (8/1/2022) total kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia sebanyak 318 orang.
Kebanyakan orang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan.
Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, pihaknya merekomendasikan perawatan berupa perubahan tatalaksana pada pasien asimtomatik dan gejala ringan, contoh penambahan obat Molnupiravir dan Paxlovid untuk gejala ringan.
"Selain itu, perlu penyiapan isolasi terpusat di DKI Jakarta dan aktivasi program telemedicine untuk isolasi mandiri di DKI Jakarta. Pasien dengan komorbid dengan tingkat keparahan apa pun dirawat di rumah sakit," kata Siti Nadia Tarmidzi di Jakarta, Sabtu (8/1/2022).
Baca juga: 33 Warga Dalam Satu RW di Krukut Jakarta Barat Positif Covid-19, Berawal Dari Temuan Suspek Omicron
Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala.
Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek.
Mayoritas Pelaku Perjalanan dari Turki dan Arab Saudi
Secara keseluruhan dari awal kasus Omicron pada Desember 2021 hingga Jumat (7/1/2022) kasus transmisi lokal berjumlah 23 orang dan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295 orang.
Secara kumulatif kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi.
Kemudian kebanyakan kasus konfirmasi Omicron adalah mereka yang sudah lengkap vaksinasi Covid-19.
Sebanyak 99 persen kasus Omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Filipina Meledak, Duterte Ancam Penjarakan Orang yang Belum Divaksin
97 persen kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta.
Selanjutnya sebanyak 4,3 persen kasus memiliki komorbid seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi, serta 1 persen kasus membutuhkan terapi oksigen.