BPOM Dukung Empat Industri Farmasi Jadi Produsen Vaksin Taraf Internasional
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan terus memberikan dukungan untuk membangun vaksin produksi dalam negeri.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan terus memberikan dukungan untuk membangun vaksin produksi dalam negeri.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPOM Penny K Lukito.
Penny mengatakan BPOM berkomitmen mengawal berbagai penelitian di dalam negeri.
Baik dilakukan oleh peneliti Indonesia. Maupun pengembangan yang dilakukan oleh peneliti Indonesia, yang bekerjsama dengan peneliti dari negara lain atau industri vaksin negara lain.
Baca juga: Vaksinasi Booster Mulai 12 Januari 2022, BPOM Izinkan Penggunaan Darurat 5 Vaksin untuk Booster
Baca juga: Kejar Herd Immunity, Sentra Vaksinasi Dibuka di Zona Hijau di Jakarta Timur
Tujuannya untuk membangun, melakukan penelitian dan pengembangan vaksin. Serta pembangunan fasilitas produksi di dalam negeri.
"Sehingga bisa memproduksi sendiri vaksin-vaksin terutama vaksin lain juga. Terutama kasus kita menghadapi pandemi, perlu meningkatkan akses dan ketersediaan vaksin bagi masyarakat," ungkapnya pada konferensi pers, Senin (10/1/2022).
Diharapkan dukungan ini dapat meningkatkan daya saing dari industri farmasi di bidang vaksin, untuk melalui peluang eksport,
Bentuk dukungan tersebut, di antaranya memberikan pendampingan terhadap penelitian dan pengembangan vaksin. Serta pembangunan fasilitas produksi vaksin dalam negeri melalui asistensi regulatory.
Lalu pendampingan melekat atau intensif. Pelatihan dan pendampngan teknis berdaya manusia untuk menyiapkan fasilitas produksi.
Selanjutnya fasilitas yang memenuhi persyaratan dengan cara produksi obat yang baik dan an berstandar internasional tentunya.
Pendampingan untuk membangun kualitas produksi disebut Penny telah dilakukan terhadap beberapa industri farmasi.
Pertama PT Biofarma, yang selama ini satu satunya industri farmasi vaksin di Indonesia.
Kemudian menyusul PT Biotis Pharmaceutical Indonesia untuk segera melakukan uji klinik. Kemudian untuk produksi nanti vaksin Merah Putih, bersama Universitas Airlangga.
"Kemudian PT Etana dan PT JBIO. In yang terus kami dampingi untuk bisa menjadi produsen vaksin yang bertaraf internasional," pungkasnya.