Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 9 Februari 2022: DKI Jakarta Tertinggi, Jatim Masuk 5 Besar
Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Rabu (9/2/2022).
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Daryono
SULAWESI BARAT: 43
Baca juga: Molnupiravir dan Paxlovid Jadi Obat Antivirus Terbaru untuk Pasien Covid-19
Pakar Epidemiologi Optimis Status Pandemi Covid-19 Bisa Dicabut
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman menyebutkan jika pandemi Covid-19 akan berakhir.
"Saya punya optimisme akhir tahun ini atau awal tahun depan bisa keluar dari status pandemi. Status pandemi siapa yang cabut? Iya itu dari WHO," ungkapnya kepada Tribunnews, Rabu (9/2/2022).
Agar status pandemi Covid-19 dicabut, setidaknya setengah kawasan dunia ini masuk kategori terkendali.
"Tapi ketika status pandemi ditarik, dunia ini akan terbagi atas tiga kategori. Ada yang endemi, epidemi atau terkendali. Endemi itu sebetulnya bukan aman, tapi tetap ada kasus kematian. Tapi stabil karena angka reproduksi 1 ke bawah," kata Dickyn.
Baca juga: Ini Gejala Covid-19 Varian Omicron yang Perlu Diwaspadai, Batuk hingga Mual
Tapi kalau status epidemi, kasus lebih kepada naik dan turun.
Menurut Dicky, kecenderungan pandemi Covid-19 saat ini lebih kepada ke arah epidemi di beberapa negara.
Namun, ia pun berharap terkait potensi itu agar Indonesia bisa mengupayakan untuk masuk ke dalam level terkendali.
Pada status terkendali, ditandai dengan tidak adanya kasus selama berbulan-bulan.
"Baik kesakitan maupun kematian. Itu yang harus kita capai. Dan modal besar arah itu kembali ke imunitas. Lanskap imunitas harus ditingkatkan sampai 80 persen total penduduk kita dalam dosis penuh atau dua dosis," kata Dicky.
Baca juga: Anak Anda Batuk Pilek, Waspada Terpapar Covid-19 Varian Omicron
Selain itu, meningkatkan imunitas masyarakat dengan menyuntikkan booster 50-60 persen.
Dicky pun menyarankan target ini harus bisa dicapai pada November tahun ini.
Karena hal itu akan menjadi modal untuk masuk ke fase yang lebih baik.
Meski ada gelombang kasus atau pun varian baru, daya tahan tubuh menjadi modal utama.
"Jadi lonjakan kasus hanya pada daerah dengan cakupan vaksinasi masih buruk. Nanti seperti itu. Tapi itu sudah tidak menganggu aktivitas. Maka level PPKM pun akan makin rendah, ketika pandemi dicabut," katanya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)