Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 21 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Disusul Banten

Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Senin (21/2/2022).

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 21 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Disusul Banten
shutterstock
Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 21 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Disusul Banten 

- Gorontalo: 641

- Sulawesi Barat: 107

Baca juga: Putus Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Gelar Vaksinasi Booster

Ilustrasi Coronavirus.
Ilustrasi Coronavirus. (CNN)

Cegah penumpukan, Pemda diminta aktif jemput vaksin

Diwartakan Tribunnews.com, Pemerintah Daerah (Pemda) harus terus melakukan strategi jemput bola dan door to door untuk meningkatkan vaksinasi Covid-19. 

Sehingga vaksin tidak menumpuk dan menghindari kedaluwarsa.

Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati mengatakan tata kelola vaksin harus terus dibenahi termasuk rantai distribusi. 

Elva menambahkan, pemerintah daerah(pemda) provinsi harus segera melakukan koordinasi yang masif dengan pemda kabupaten/kota dan begitu sebaliknya sehingga tidak saling tunggu. 

Berita Rekomendasi

“Pemda harus terus melakukan strategi jemput bola dan door to door untuk meningkatkan vaksinasi sehingga vaksin tidak menumpuk,” kata Elva Hartati dalam pernyataannya, Senin (21/2/2022).

Dia menuturkan, Covid-19 tidak bisa dianggap enteng walaupun banyak yang menyamakan dengan flu.

“Varian Omicron harus dipahami sebagai varian covid yang sangat mudah menular dan jika orang tua kita dan mereka yang mempunyai komorbid, akibatnya bisa sangat fatal, terutama bagi yang belum divaksin,” ujarnya. 

Untuk itu, kata dia, Komisi IX DPR tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi untuk protokol kesehatan dan mengajak masyarakat untuk segera vaksin.

Sementara itu, Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan menilai pelaksanaan vaksinasi yang baik dan cepat hanya dapat terjadi jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah. 

“Saat ini pemerintah pusat sudah baik dalam penyediaan dan alokasi stok vaksin,” kata Iwan.

Dia juga menilai pelaksanaan di kabupaten/kota sebagian besar sudah baik tetapi ada beberapa kabupaten/kota yang lambat vaksinasinya. 

“Mereka ini yang perlu dipantau masalahnya apa dan solusinya seperti bagaimana. Pada rapat koordinasi mingguan, tiap kabupaten/kota yang cakupan rendah dibahas dan dicarikan solusi yang disepakati untuk segera dilaksanakan,” tutur Iwan.

Maka itu, menurut dia, jumlah orang yang divaksinasi harus terus dikejar.

Dia membeberkan data di Indonesia, baik saat periode Delta maupun Omicron menunjukkan orang yang belum divaksinasi, risiko untuk menjadi berat dan meninggal 5-15 kali (tergantung umur dan komorbid) lebih tinggi dari yang sudah divaksinasi 2 dosis. 

(Tribunnews.com/Milani Resti/Johnson Simanjuntak)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas