Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 22 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Disusul Banten
Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 22 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Disusul Banten
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Whiesa Daniswara
- Sulawesi Barat: 542
Baca juga: Putus Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Gelar Vaksinasi Booster
Cegah Penumpukan, Pemda Diminta Aktif Jemput Vaksin
Diwartakan Tribunnews.com, Pemerintah Daerah (Pemda) harus terus melakukan strategi jemput bola dan door to door untuk meningkatkan vaksinasi Covid-19.
Sehingga vaksin tidak menumpuk dan menghindari kedaluwarsa.
Anggota Komisi IX DPR RI, Elva Hartati mengatakan, tata kelola vaksin harus terus dibenahi termasuk rantai distribusi.
Elva menambahkan, pemda provinsi harus segera melakukan koordinasi yang masif dengan pemda kabupaten/kota dan begitu sebaliknya sehingga tidak saling tunggu.
“Pemda harus terus melakukan strategi jemput bola dan door to door untuk meningkatkan vaksinasi sehingga vaksin tidak menumpuk,” kata Elva Hartati dalam pernyataannya, Senin (21/2/2022).
Dia menuturkan, Covid-19 tidak bisa dianggap enteng walaupun banyak yang menyamakan dengan flu.
“Varian Omicron harus dipahami sebagai varian covid yang sangat mudah menular dan jika orang tua kita dan mereka yang mempunyai komorbid, akibatnya bisa sangat fatal, terutama bagi yang belum divaksin,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, Komisi IX DPR tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi untuk protokol kesehatan dan mengajak masyarakat untuk segera vaksin.
Sementara itu, Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan menilai pelaksanaan vaksinasi yang baik dan cepat hanya dapat terjadi jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.
“Saat ini pemerintah pusat sudah baik dalam penyediaan dan alokasi stok vaksin,” kata Iwan.
Dia juga menilai pelaksanaan di kabupaten/kota sebagian besar sudah baik tetapi ada beberapa kabupaten/kota yang lambat vaksinasinya.
“Mereka ini yang perlu dipantau masalahnya apa dan solusinya seperti bagaimana. Pada rapat koordinasi mingguan, tiap kabupaten/kota yang cakupan rendah dibahas dan dicarikan solusi yang disepakati untuk segera dilaksanakan,” tutur Iwan.
Maka itu, menurut dia, jumlah orang yang divaksinasi harus terus dikejar.
Dia membeberkan data di Indonesia, baik saat periode Delta maupun Omicron menunjukkan orang yang belum divaksinasi, risiko untuk menjadi berat dan meninggal 5-15 kali (tergantung umur dan komorbid) lebih tinggi dari yang sudah divaksinasi 2 dosis.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Johnson Simanjuntak)