Perlukah Indonesia Lakukan Suntikan Vaksinasi Covid-19 Keempat, Ini Kata Pakar Kesehatan
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengungkap, kemungkinan suntikan vaksinasi Covid-19 keempat akan dilakukan kepada masyarakat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengungkap, kemungkinan suntikan vaksinasi Covid-19 keempat akan dilakukan kepada masyarakat.
Pemberiaan booster kedua tentu akan dilakukan setelah rangkaian evaluasi, uji klinik, maupun epidemiologi.
Data beberapa negara, misalnya Israel pada waktu varian Delta mendominasi menunjukkan imunitas sesudah booster yang dosis ke tiga dengan vaksin mRNA menurun.
Baca juga: Kabar Gembira! Epidemiolog Prediksi Tahun Ini Bisa Mudik Lebaran, Pemudik Disarankan Vaksin Booster
Baca juga: Kapolri Harapkan Vaksinasi Booster Untuk Lansia Dimaksimalkan
Juga Inggris, imunitas yang didapat dari booster nampaknya lebih cepat menurun pada varian Omicron dibandingkan varian Delta.
Laporan lain dari Amerika Serikat, Israel, Inggris menunjukkan, booster dengan mRNA akan dapat melindungi terhadap kemungkinan masuk rumah sakit sampai lima bulan terhadap varian Delta, dan sampai tiga bulan terhadap varian Omicron.
Di beberapa negara lainnya malah sudah mulai memberikan pemberian dosis keempat, seperti Israel, Chili, Kamboja, Denmark, Swedia dan Jerman, serta beberapa negara bagian di Amerika Serikat.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, dasar pertimbangan pemberian vaksinasi keempat ini sangat bergantung dari manfaat yang diharapkan dari booster kedua ini.
"Apakah untuk mencegah infeksi atau mencegah penyakit menjadi berat, dan juga pertimbangan pada kelompok mana akan diberikan, berbagai jenis vaksin yang ada?," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Kamis (24/2/2022).
Menurutnya, jika nanti ada pemberian booster kedua maka pemberian pada kelompok ini perlu diutamakan.
Misalnya petugas kesehatan, juga kaum lansia dan mereka yang dengan komorbid cukup berat.
Berdasar data CDC Amerika Serikat, di masa varian Covid-19 Omicron maka efektifitas vaksin booster mencegah pasien harus berobat jalan ke Instalasi Gawat darurat adalah 87 persen, dan angka itu turun menjadi 66 persen sesudah 4 bulan disuntik booster.
Menghadapi varian Omicron maka efektifivitas vaksin m-RNA untuk mencegah seseorang masuk rumah sakit adalah 91 persen pada dua bulan pertama sesudah disuntik booster.
Lalu menjadi 78 persen sesudah empat bulan disuntik booster.
Ada dua pendapat tentang penurunan angka itu. Sebagian mengatakan walau turun tapi angka 78 persen masih cukup baik, sementara pendapat lain mengatakan penurunan itu perlu diantisipasi pemberian booster kedua untuk kembali meningkatkan efikasinya.