Omicron Dapat Timbulkan Long Covid, Bisakah Vaksin Mencegahnya? Ini Penjelasan Profesor Zubairi
Meski telah dinyatakan sembuh, penyintas Covid-19 berisiko alami Long Covid.Bisakah vaksin mencegah Long Covid?
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski telah dinyatakan sembuh, penyintas Covid-19 berisiko alami Long Covid.
Hal ini berlaku juga bagi penyintas Covid-19 varian Omicron.
Bisakah vaksin mencegah Long Covid?
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban menuturkan, penelitian memberi bukti awal bahwa vaksin dapat mencegah Long Covid atau setidaknya mengurangi tingkat keparahan.
Baca juga: Penjelasan Ahli Soal Perlukah Vaksin Dosis Empat Khusus untuk Varian Omicron
Baca juga: Masih Ada WNI Belum Kembali ke Tanah Air Karena Terjebak di Medan Tempur dan Positif Covid
"Tapi tentu hal ini masih membutuh penelitian lebih banyak lagi," katanya dikutip dari laman twitternya, Jumat (4/3/2022).
Ia menerangkan, virus SARS-CoV-2 berada didalam tubuh rata-rata dua minggu dan kemudian menghilang.
"Habis dan selesai. Tidak ada lagi virusnya," imbuhnya.
Meski demikian hal ini tidak berlaku pada pasien yang dirawat di ICU, virus bisa bertahan sebulan. Setelah itu hilang.
Hal ini terjadi bukan dari virusnya langsung.
"Ada beberapa teori. Misalnya timbul reaksi autoimun. Virus ini memacu kekebalan tubuh untuk salah bekerja," imbuh Prof Zubairi.
Teori lain juga menyatakan, SARS-CoV-2 mengaktivasi virus lain. Seperti Epstein–Barr (EBV). Aktivasi Epstein–Barr (EBV) ini menyebabkan gejala-gejala pada penyintas. Dan, mungkin sekali SARS-CoV-2 juga membuat reaksi inflamasi yang kemudian berlanjut.
Lebih jauh, terkait Long Covid ini berlaku juga untuk penyintas varian Omicron masih diperlukan data dan bukti ilmiah yang lebih banyak lagi.
Tapi sudah ada laporan penyintas varian Omicron mengalami Long Covid.
"Hanya angka kejadiannya belum banyak. Gejala yang sering ditemui adalah brain fog. Beberapa nakes mengalami itu," jelas Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi (Kanker) ini.