Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Minggu, 27 Maret 2022: Jawa Barat Tertinggi, Papua Masuk 3 Besar

Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Minggu (27/3/2022).

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Minggu, 27 Maret 2022: Jawa Barat Tertinggi, Papua Masuk 3 Besar
Freepik
Update Covid-19 Indonesia: Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Minggu, 27 Maret 2022 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Minggu (27/3/2022).

Diketahui hari ini terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 3.077 kasus.

Sebelumnya, Sabtu (26/3/2022), kasus positif Covid-19 bertambah 4.189 kasus.

Bertambahnya 3.077 kasus hari ini menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 5.998.953 kasus.

Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 27 Maret 2022: Tambah 3.077 Kasus Baru, Total 5.998.953 Positif

Hal tersebut berdasarkan data yang diterima Tribunnews.com pada Minggu pukul 17.59 WIB.

Sementara itu, pada hari ini terjadi penambahan kasus aktif Covid-19 sebanyak 9.522 kasus.

Hal tersebut menjadikan total kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 129.621 kasus.

BERITA TERKAIT

Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka kasus aktif tertinggi yakni, 34.464 kasus.

Kemudian disusul oleh Jawa Tengah di urutan kedua dan Papua di urutan ketiga.

Baca juga: UPDATE Corona Indonesia 27 Maret 2022: 3.077 Kasus Baru, 12.499 Sembuh, 100 Meninggal

Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia berdasarkan data dari laman resmi covid19.go.id pada Minggu (27/3/2022):

- JAWA BARAT: 34.464

- JAWA TENGAH: 17.326

- PAPUA: 11.930

- DI YOGYAKARTA: 10.222

- LAMPUNG: 9.654

- DKI JAKARTA: 7.959

- BANTEN: 4.941

Baca juga: Sebaran 3.077 Kasus Corona 27 Maret 2022: Jawa Barat Tertinggi, DKI Jakarta Kedua

- NTT: 4.092

- SUMBAR: 3.317

- JATIM: 2.389

- SUMUT: 2.325

- KEPULAUAN RIAU: 2.249

- KALIMANTAN UTARA: 1.930

- SULAWESI TENGAH: 1.886

Baca juga: 19 Juta Orang di Indonesia Sudah Disuntik Vaksin Booster Covid-19

- SULAWESI SELATAN: 1.742

- ACEH: 1.542

- RIAU: 1.383

- KALIMANTAN TIMUR: 1.253

- SUMATERA SELATAN: 1.168

- KALIMANTAN BARAT: 984

- BANGKA BELITUNG: 958

Baca juga: Negara Mulai Melunak Hadapi Covid-19, Pakar Epidemiologi Ingatkan Bahaya Lain

- KALIMANTAN TENGAH: 902

- BENGKULU: 762

- BALI: 656

- SULAWESI UTARA: 568

- MALUKU UTARA: 472

- JAMBI: 470

- GORONTALO: 438

Baca juga: Satgas Covid-19 Siapkan Juknis Perjalanan Mudik Tahun Ini

- KALIMANTAN SELATAN: 400

- SULAWESI BARAT: 257

- SULAWESI TENGGARA: 247

- NTB: 198

- PAPUA BARAT: 163

- MALUKU 86

Baca juga: Booster Jadi Syarat, Satgas Covid-19 Bantah Pemerintah Larang Mudik Secara Halus

Modal Imunitas dan Hasil Survei Serologi Belum Menjamin Aman dari Bahaya Infeksi Covid-19

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman terus mengingatkan dampak Covid-19 meskipun tahun 2022 cakupan vaksinasi global dan nasional jauh lebih baik.

"Memang sudah ada modal imunitas dan tampak dari hasil serologi survei. Tapi perlu diingat, musuh tidak melemah."

"Virus penyebab Covid-19 tidak melemah," ungkapnya pada Tribunnews, Sabtu (26/3/2022).

Bahkan jika melihat dari trend saat ini, Dicky menyebutkan jika Omicron sub varian BA.2 bisa tempatkan sebagai virus yang paling diwaspadai.

Hal ini karena ia infeksius dan paling cepat menular. Dan itu, kata Dicky, hampir serupa dengan campak.

Baca juga: Satgas Covid-19 Ungkap Alasan Pemerintah Perbolehkan Mudik

"Di muka bumi saat ini, sub varian BA.2 menujukkan situasi tidak main-main. Dan ingat, kita merespon pandemi ini sebetulnya yang kuat dan relatif maksimal baru satu tahun yaitu sejak 2021," kata Dicky lagi.

Pada tahun sebelumnya, Indonesia kata Dicky cukup berat menghadapi Covid-19.

Baru di tahun 2021 Indonesia memiliki vaksin Covid-19 sebagai strategi.

Selain itu, banyak negara sudah mengenal protokol kesehatan dan kombinasi pembatasan kegiatan.

Namun itu baru satu tahun, dan Dicky menegaskan jika masalah belum selesai.

"Dan ini harus kita sikapi dengan penuh kehati-hatian. Jangan sampai jerih payah 2021 jadi mundur. Bahkan banyak negara melonggar."

Baca juga: Jelang Ramadan, Binda Banten Genjot Vaksinasi Sasar Kelompok Rawan Terpapar Covid-19

"Apa yang terjadi di Eropa dan Cina, sebagian sudah ada yang lockdown. Itu menujukkan belum benar-benar lepas," tegasnya.

Ia pun menyarankan negara untuk jangan terlalu melonggarkan aturan karena berbahaya.

Pemerintah harus tetap memainkan gas dan rem. Tapi memang tidak seketat seperti sebelumnya.

"Tapi kalau benar-benar dilepas ini berbahaya. Jadi sekali lagi dengan adanya pelonggaran silakan. Tidak ada karantina, tes itu bisa."

"Tapi 5M jangan lepas. Masker lepas, pembatasan kapasitas lepas, ini berbahaya," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas