Beda Syarat dengan Nonton MotoGP Mandalika, Ini Alasan Mudik Wajib Vaksin Booster Covid-19
Mobilitas mudik dinilai lebih masif ketimbang acara MotoGP Mandalika, sehingga perlu vaksinasi booster untuk mengurangi risiko jika tertular Covid-19.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mobilitas mudik dinilai lebih masif ketimbang acara MotoGP Mandalika, sehingga perlu vaksinasi booster untuk mengurangi risiko jika tertular Covid-19.
Pemerintah mewajibkan vaksinasi booster untuk meningkatkan kekebalan imunitas masyarakat karena puluhan juta orang akan mudik tahun ini.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, diwajibkannya vaksinasi booster tentu memiliki pertimbangan yang jelas.
''Mobilitas masyarakat yang masif memungkinkan penularan yang lebih tinggi. Maka dari itu vaksinasi booster penting dilakukan untuk membantu mengurangi dampak kesakitan jika tertular Covid-19,'' katanya dikutip Senin (28/3/2022).
Hasil survey Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan tentang mudik lebaran 2022 diketahui potensi masyarakat yang akan melakukan mudik berjumlah sekitar 80 juta orang.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah penonton acara MotoGP Mandalika yang dibatasi maksimal sebanyak 60 ribu orang.
Dengan demikian, lanjut dr. Nadia, vaksinasi booster tetap harus dilaksanakan. Pemberian vaksinasi booster tetap mengacu pada interval pemberian vaksinasi, mulai dari vaksinasi pertama, vaksinasi kedua, hingga vaksinasi booster.
Baca juga: Pemerintah Pertimbangkan Swab Antigen Jadi Syarat Mudik Masyarakat yang Belum Booster
''Bagi masyarakat yang belum vaksinasi booster dan kebetulan akan melakukan mudik, diharapkan segera melakukan vaksinasi jika telah tiba waktunya. Vaksinasi booster bisa disuntikkan minimal setelah tiga bulan kepada orang yang sudah divaksinasi lengkap,'' ucap dr. Nadia.
Dengan masifnya vaksinasi, merupakan upaya komunal, tidak hanya untuk melindungi diri, juga sekaligus melindungi masyarakat Indonesia terutama para orang tua dari risiko kematian dan kesakitan akibat Covid-19.